Universitas Muhammadiyah Surabaya melaksanakan program rutin tahunan, yaitu Kuliah Kerja Nyata dengan tema Bakti, Bukti, Gemati. KKN pada tahun ajaran 2022/2023 dibagi menjadi 43 kelompok dan dilaksanakan di lima titik di Jawa Timur, diantaranya Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban dan Pamekasan
Desa Primpen, Kabupaten Lamongan menjadi salah satu tempat dilaksanakannya KKN dengan kelompok 11 yang beranggota 19 mahasiswa. Desa Primpen dibagi menjadi tiga dusun, yaitu dusun Primpen, dusun Jurug dan dusun Tlatah. Pada kegiatan KKN ini dilaksanakan di dusun Primpen dengan jumlah sekitar 200 Kartu Keluarga. Dari 200 Kartu Keluarga terdapat 10 balita memiliki gejala ciri-ciri stunting. Berdasarkan data tersebut, mahasiswa KKN kelompok 11 mengadakan acara penyuluhan stunting.
Penyuluhan stunting bertepatan pada kegiatan posyandu yang dilaksanakan di rumah Kepala Desa Primpen pada hari Selasa, 15 Agustus 2023. Dihadiri oleh, Bu Kepala Desa Primpen, bidan desa, kader posyandu. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran Masyarakat akan pentingnya gizi yang seimbang dan perkembangan optimal anak-anak. Sebelum dilakukannya penyuluhan stunting kegiatan posyandu yang terdiri dari pengecekan berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan. Penyuluhan stunting mendapat respon baik dari masyarakat desa Primpen.
“Tentu merasa terbantu, karena masyarakat, ibu-ibu dan balita tentunya akan lebih mengetahui akan stunting itu apa tidak hanya dari bu bidan saja informasinya akan tetapi melalui program-program kegiatan yang diadakan di desa ini seperti penyuluhan stunting dan produk pencegah stunting (NUCETING) yang diadakan dari KKN UM Surabaya tentunya akan sangat membantu masyarakat dalam mengenali stunting dan olahan makanan apa saja yang dapat membantu pencegahan stunting” ujar Bu Ima selaku Bu Kepala Desa dan kader posyandu.
“Masyarakat merasa terbantu mbak dengan adanya penyuluhan stunting, harapannya sih dapat dibandingkan apakah kedepannya mengalami penurunan” ujar Bu Subiana selaku Bidan Desa dari POLINDES (Pondok Bersalin Desa)
Harapan besar diberikan kepada masyarakat desa Primpen agar memahami materi yang diberikan oleh mahasiswa KKN mengenai gejala, penyebab awal, hingga pencegahan dari kasus stunting. Diharapkan pula dengan pemahaman oleh masyarakat dapat menurunkan angka dari anak yang mengalami gejala stunting. Dalam penjabaran dari pencegahan stunting mahasiswa KKN 11 memberikan ide produk UMKM makanan salah satu pencegah stunting yang diberi nama “Nuceting (Nugget Cegah Stunting)”. Keistimewaan dari Nuceting ini yaitu bahan yang dipakai tergolong murah dan mudah dijangkau. Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan Nuceting adalah tempe. Tempe adalah makanan yang terkenal memiliki tinggi protein. Selain itu inovasi ini juga terbebas dari MSG (Monosodium Glutamat) yang biasa dikonsumsi berlebihan oleh anak-anak.
Dari acara tersebut memberikan kesan positif kepada masyarakat desa Primpen dengan memberikan ide usaha dari Nuceting yang memiliki daya tahan cukup lama dan harga terjangkau. Penjualan Nuceting dapat dilakukan secara langsung maupun pemesanan toko di media sosial.
“Penjualan Nuceting dapat dilakukan dari via toko online dengan ketahanan yang cukup lama namun. tetap harus diperhatikan cara pengirimannya,” ujar Billa, salah satu Tim UMKM di KKN 11 Primpen.
Semakin berkembangnya zaman penjualan melalui media sosial merupakan hal yang biasa. Namun, dalam penyesuaian penjualan di desa Primpen cenderung pada menjualnya secara langsung dengan penyebaran dari mulut ke mulut. Adanya ide baru penjualan yang masuk di desa, mereka dengan senang hati dan menjadikan ide tersebut bermanfaat kedepannya.
“Untuk makanan pencegah stunting itu saya lebih memilih untuk membeli daripada membuatnya karena juga agak sulit direpotkan oleh mengurus anak-anak” ucap salah satu Warga Desa Primpen. Dari kalimat tersebut dapat menjadi peluang untuk masyarakat mengembangkan produk Nuceting sekaligus menurunkan resiko makanan kurang menyehatkan untuk anak-anak.
Setelah diadakan penyuluhan ini dan terdapat demonstrasi dalam pembuatan Nuceting harapannya adalah masyarakat mampu membuat pencegahan dini terhadap stunting dan lebih waspada kepada apa yang dikonsumsi oleh anak sejak ia lahir seiring tumbuh kembangnya.
“Manfaat yang didapat tentunya masyarakat menambah wawasan ilmu mengenai stunting dan produk pencegahnya salah satunya nuceting produk dari olahan tempe yang mengandung protein nabati. Mayoritas masyarakat di desa ini masih awam dan berfikir jika stunting itu dari faktor keturunan dan itu menjadi stigma masyarakat di desa ini. Maka dari itu dengan adanya penyuluhan kemarin tentunya masyarakat akan tahu bahwa stunting itu tidak hanya dari faktor keturunan saja namun, faktor pola makan dan gizi yang buruk juga menjadi penyebab dari stunting. Oleh karena itu, dengan adanya penyuluhan demonstrasi produk pencegah stunting nuceting, masyarakat akan tahu bahwa terdapat olahan makanan yang bergizi dari tempe dapat mencegah stunting sehingga masyarakat yang tidak tahu menjadi tahu” Ujar Bu Kades.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H