Pelatihan Batik Cap dan Tulis Kepada Ibu-ibu PKK Desa Purworejo
Purworejo, Mei 2022.
Salah satu komoditas sayur yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah bawang merah. Ditinjau dari segi pemenuhan pangan atau konsumsi nasional bawang merah merupakan salah satu bumbu masak utama di dunia. Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya adalah petani, salah satunya bercocok tanam menaman bawang merah. Desa Purworejo adalah desa yang terletak di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Desa ini adalah salah satu desa penghasil bawang merah. Dengan bawang merah inilah yang menjadikannya sebagai ciri khas dari Desa Purworejo. Pada proposal ini kami ingin mengembangkan ide inovasi yang terinspirasi dari bawang merah menjadi salah satu motif batik yang nantinya dapat menjadi ciri khas dari Desa Purworejo.Batik merupakan warisan budaya yang masih terlestari hingga saat ini. Batik dibuat dengan berbagai motif indah yang memiliki makna pada setiap gambarnya. Batik dibuat dengan menggunakan lilin atau malam yang digoreskan pada kain sesuai dengan motif gambar dan juga melalui proses pewarnaan sehingga menghasilkan suatu motif. Salah satu motif yang dapat dikembangkan dari komoditas sayur yang ada di Desa Purworejo adalah motif bawang merahnya. Motif ini memiliki banyak keunikan yang terdapat pada alen-alen yaitu cenderung memiliki ukuran yang kecil dan detail. Hal tersebutlah yang melandasi penciptaan motif batik alen-alen bawang merah. Motif bawang ini dipilih dengan alasan karena masih belum ada motif batik bawang. Alen-alen bawang sendiri merupakan motif yang menggambarkan potongan atau irisan bawang merah. Dimana irisan bawang merah ini berbentuk bulat yang hampir menyerupai cincing. Alen-alen sendiri merupakan nama dari salah satu jajanan khas dari daerah Trenggalek, Jawa Timur. Kata "alen-alen" berasal dari "ali-ali" yang berarti bulat dan memiliki lubang di tengahnya, sehingga motif batik irisan bawang merah ini terinspirasi dari makanan tersebut. Diharapkan nantinya motif batik alen-alen bawang merah ini dapat menjadi icon atau ciri khas dari Desa Purworejo.Batik alen bawang ini dibuat dengan menggunakan teknik cap dan juga canting. Teknik cap sendiri merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Batik cap pada umumnya banyak digemari masyarakat. Proses pembuatannya batik cap sangat mudah dan dapat menghasilkan motif dengan cepat dan jumlah yang banyak. Teknik canting ini membutuhkan kesabaran dan juga ketelatenan dan proses pembuatannya membutuhkan waktu yang begitu lama. Berbeda dengan batik cap, motif yang dibuat memiliki ukuran yang berbeda bahkan pada setiap motifnya, maka tak jarang batik tulis ini harganya relatif tinggi. Tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah untuk mengetahui proses penciptaan motif batik alen-alen bawang merah sebagai ciri khas baru dari Desa Purworejo, dan diharapkan dapat memberikan peluang baru terobosan desain batik dalam upaya pelestarian budaya Indonesia. Serta Program ini diharapkan dapat semakin mengharumkan nama kota Malang sebagai kota wisata dan Pendidikan yang banyak dikunjungi pelajar dan wisatawan. Diharapkan juga program ini dapat memperkuat posisi desa Purworejo sebagai daerah penghasil bawang merah terbesar di Kota Malang. Sehingga dengan adanya inovasi batik alen bawang ini dapat menjadi merchandise identitas desa Purworejo sehingga wisatawan dapat berkunjung serta dapat memberikan citra baik kepada masyarakat luas.Kegiatan pelatihan membatik dengan teknik cap dan canting ini bagi anggota ibu-ibu PKK ini sangat disambut dengan senang hati oleh para anggota pelatihan, dikarenakan hal ini merupakan kegiatan pertama kalinya dan baru bagi mereka dibidang seni khususnya seni batik. Para anggota sangat menikmati kegiatan ini dan sebelumnya kami telah memberikan materi mengenai batik dan juga karya batik yang nantinya dapat dijadikan sebagai peluang usaha.e
Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini dilakukan pada hari Jum’at tanggal 20 Mei 2022 sampai hari Sabtu pada tanggal 21 Mei 2022, pukul 11.00 WIB – 14.30 WIB yang bertempat di Aula Balai Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Acara ini dihadiri oleh anggota ibu-ibu PKK sebanyak kurang lebih 11 orang. Pada hari pertama pelaksanaan pelatihan kegiatan ini dilakukan dengan pemberian materi secara singkat mengenai batik dan juga pelaksanaan pelatihan membatik dengan menggunakan teknik cap dan teknik tulis atau canting. Pada tahapan pewarnaan dilakukan dengan pewarna remashol dengan berbagai macam warna mulai dari merah, ungu, bbiru, hijau, kuning, dan juga hitam. Setelah tahapan pewarnaan ini kering tahap selanjutnya adalah tahapan pemberian waterglass pada kain batik. Waterglass ini bertujuan untuk merekatkan warna pada kain batik agar tidak luntur. Pada hari ke-2 pelaksanaan pelatihan ini dilakukan tahapan pelorodan atau pelunturan malam pada kain batik dan juga pengeringan sehingga menghasilkan kain batik jadi.
Kegiatan pelatihan membatik dengan teknik cap dan canting ini bagi anggota ibu-ibu PKK ini sangat disambut dengan senang hati oleh para anggota pelatihan, dikarenakan hal ini merupakan kegiatan pertama kalinya dan baru bagi mereka dibidang seni khususnya seni batik. Para anggota sangat menikmati kegiatan ini dan sebelumnya kami telah memberikan materi mengenai batik dan juga karya batik yang nantinya dapat dijadikan sebagai peluang usaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H