Mohon tunggu...
KKN UM MBKM MD Desa Petungsewu
KKN UM MBKM MD Desa Petungsewu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/i UM

Mahasiswa/i yang sedang menjalani KKN MBKM-MD Desa Petungsewu 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi dan Parenting terhadap Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Desa Petungsewu, Malang

15 Desember 2022   07:08 Diperbarui: 15 Desember 2022   07:17 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Sex Education (Dokpri)

Seperti yang kita ketahui masa anak-anak merupakan masa yang penuh keceriaan seperti bermain dan melakukan hal-hal yang di sukai oleh anak. Pernyataan ini tentu tidak sepenuhnya benar, karena di balik dunia yang penuh dengan kegembiraan pada anak, ketidaknyamanan sesungguhnya selalu mengintai mereka. Kelalaian orangtua yang tanpa disadari membuat mereka terperangkap dalam kondisi tidak aman, contohnya menjadi korban pelecehan seksual pada anak usia dini.

Kekerasan seksual pada anak usia dini beberapa tahun belakangan ini semakin marak terjadi sehingga membuat miris bagi orang tua, pendidik, maupun praktisi pendidikan. Karena, hal tersebut pasti akan berdampak bagi masa depan anak. Kekerasan seksual yang dialami anak tanpa disadari terjadi di lingkungan terdekat seperti lingkungan keluarga ataupun sekolah dan pelakunya rata-rata adalah orang terdekat. Minimnya pengetahuan orangtua mengenai parenting seks edukasi untuk anak, dapat menjadi pemicu anak tidak mengerti atas bahaya yang mengancam dirinya.

Sosialisasi Sex Education (Dokpri)
Sosialisasi Sex Education (Dokpri)
Edukasi atau pendidikan seksual dikalangan masyarakat masih sangat tabu, karena menganggap hal tersebut berkaitan dengan hal-hal yang jorok atau tidak pantas didengar. Padahal sejatinya, pendidikan seksual adalah pengetahuan bagi anak untuk mengenali fungsi tubuhnya, memahami etika dan norma sosial, serta konsekuensi dari setiap perbuatannya. 

Pendidikan seks sangat penting diberikan sejak dini agar anak mengetahui fungsi organ seks, tanggungjawabnya, halal haram yang berkaitan dengan organ seks, dan panduan menghindari penyimpangan perilaku seksual sejak dini. Selain itu, pendidikan seks juga memberikan bekal pengetahuan serta membuka wawasan anak seputar masalah seks secara benar dan jelas. 

Pemberian pendidikan seks yang benar berarti menghindarkan anak dari berbagai risiko negatif perilaku seksual, seperti kehamilan di luar nikah, pelecehan seksual dan penyakit menular seksual. Tanpa edukasi seks, rasa penasaran pada anak dapat berakibat ia mengambil keputusan yang tidak bijaksana saat mengeksplorasi seksualitasnya.  

Sosialisasi Sex Education (Dokpri)
Sosialisasi Sex Education (Dokpri)

Maka dari itu, mahasiswa Universitas Negeri Malang yang tergabung dalam kelompok  Tim KKN UM MBKM-MD Desa Petungsewu 2022, membuat program kerja dengan tema "Sosialisasi dan Parenting Terhadap Pentingnya Edukasi Seksual Pada Anak" yang menggandeng ibu-ibu posyandu Desa Petungsewu. Dimana tujuan dari program ini agar para orang tua lebih sadar terhadap tumbuh kembang anak dan dapat membekali anaknya untuk bisa menjaga diri terutama tubuhnya saat diluar pengawasan orang tua. Program kerja yang diadakan oleh tim KKN UM MBKM-MD Petungsewu 2022 ini, dimulai di pertengahan November 2022. 

Bentuk kegiatannya adalah berupa sosialisasi yang diadakan bersamaan dengan kegiatan posyandu. Pada awal, diberikan pre-test terlebih dahulu guna mengukur tingkat pengetahuan orang tua akan pendidikan seks. 

Kemudian, diberikan materi dan juga tips parenting terhadap anak sesuai usia tumbuh kembangnya. Setelah itu, diakhiri dengan pemberian post-test guna mengukur kembali tingkat pengetahuan setelah diberikannya materi. Kegitan sosialisasi terkait Parenting ini dilaksanakan di 2 RW, yaitu di RW 3 (Sabtu, 19 November 2022) dan di RW 4 (Senin, 21 November 2022).

Harapan dari dilaksanakannya program ini yaitu, agar para orang tua dapat lebih aware terhadap tumbuh kembang anaknya, dimana selain tugas orangtua yang memberikan sandang, pangan, dan pendidikan yang layak kepada anak, orang tua juga punya tanggungjawab atas kesejahteraan masa depan anaknya agar terhindar dari dampak buruk atau penyimpangan seksual, yang tentu saja akan sangat berdampak di masa depan, baik berdampak langsung terhadap anak itu sendiri, namun juga berdampak luas seperti menurunnya kualitas SDM di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun