Persiapan dalam menimbang minyak jelantah (Dok. Pribadi)
Persiapan dalam menimbang minyak jelantah (Dok. Pribadi)
Menjaga lingkungan agar tetap sehat adalah tanggung jawab semua orang, baik dewasa maupun anak -- anak. Diantara banyak permasalahan dalam lingkungan sehat, pencemaran air menjadi topik yang akhir -- akhir ini semakin menarik perhatian. Banyak hal yang membuat air menjadi tercemar salah satunya minyak jelantah yang langsung dibuang ke saluran air. Dampak dari pembuangan minyak jelantah yang kurang tepat dapat menyebabkan penyumbatan saluran air, bahkan bisa menyebabkan kepunahan pada fauna dalam air. Hal ini disebabkan tertutupnya permukaan air dengan minyak jelantah, dimana fauna di dasar air membutuhkan oksigen dan cahaya matahari.
Konsumsi masyarakat akan minyak goreng setiap harinya, membuat kualitas air menjadi makin buruk dan tercemar. Sama halnya dengan masyarakat lainnya, Masyarakat Desa Ngingit juga demikian. Mereka membuang minyak jelantah langsung ke saluran air tanpa diolah lebih lanjut atau dibuang dengan benar. Oleh sebab itu, Mahasiswa KKN Reguler Universitas Negeri Malang 2022 mencanangkan program kerja "Pelatihan Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Cuci".
Sasaran dari program kerja Mahasiswa KKN Reguler Universitas Negeri Malang 2022 yaitu anggota PKK Desa Ngingit dan bertempat di Balai Desa Ngingit, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Pelatihan ini dihadiri oleh 14 orang Anggota PKK Desa Ngingit. Dengan bermodalkan minyak jelantah, soda api, pewangi, dan juga air, kita dapat membuat sabun sendiri. Hal ini sangat mudah dilakukan, bahkan untuk membuatnya hanya dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Namun, agar sabun dapat memadat dengan sempurna dan siap digunakan diperlukan waktu selama 3-5 hari. Antusiasme peserta pada saat praktek pembuatan sabun sangat tinggi, hingga beberapa dari peserta meminta bahan yang tersisa agar dapat membuat sendiri di rumah.
Menurut, Isnaini selaku Ketua PKK Desa Ngingit "Acara ini sangat cocok untuk ibu-ibu PKK yang sangat dekat dengan aktivitas memasak dan minyak goreng". Dalam hal ini, kegiatan pelatihan diharapkan tepat sasaran dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya untuk mengurangi pencemaran air.
"Saya berharap, dengan adanya Pelatihan ini, membuat Anggota PKK dari Desa Ngingit ini menjadi lebih peduli akan lingkungan sehat dan mendapatkan kemampuan untuk membuat sabun dari bahan yang mudah dijumpai", ungkap Nur Choliq selaku sekretaris desa Ngingit dalam sambutan sekaligus membuka acara pada Rabu (26/10).
"Dari pelatihan ini saya jadi bisa membuat sabun cuci sendiri tanpa harus membeli di toko. Bahan yang dibutuhkan murah dan dapat dicari dengan mudah", ungkap Siti, salah satu anggota PKK yang mengikuti pelatihan tersebut. Panitia pelaksana melakukan visitasi ke rumah-rumah anggota PKK Desa Ngingit yang mengikuti pelatihan tersebut dalam jangka waktu 1 minggu setelahnya. Pada saat visitasi tersebut, terlihat sabun yang telah dibuat pada saat pelatihan sudah memadat dengan sempurna dan langsung dicoba untuk mencuci kain lap yang kotor.
"Kalau begini saya tidak usah membeli detergen lagi untuk mencuci kain lap yang kotor dan bisa jadi lebih hemat, terlebih lagi tidak membuat tangan menjadi kering dan panas", ujar Nur, salah satu Anggota PKK Desa Ngingit yang dikunjungi rumahnya saat visitasi, Dusun Krajan Desa Ngingit.
Penulis: Linggar Agil Savitri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H