Mohon tunggu...
KKN 98 UMD UNEJ
KKN 98 UMD UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

KKN UMD 98 UNIVERSITAS JEMBER berfokus pada pemberdayaan di Desa Jambeanom, Kabupaten Bondowoso . Periode pelaksanaan tanggal 10 Juli 2024 - 23 Agustus 2024.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN 98 UMD Unej Inovasi Olahan Daun Kelor, Solusi Pencegahan Stunting di Desa Jambeanom

26 Juli 2024   20:35 Diperbarui: 26 Juli 2024   21:04 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antusiasme warga mendengarkan sosialisasi stunting (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Mahasiswa KKN 98 UMD UNEJ berupaya mengurangi angka stunting dengan melakukan kegiatan sosialisasi dan inovasi olahan makanan dari daun kelor. Kegiatan sosialisasi dilakukan pada calon ibu, ibu hamil dan ibu yang memiliki balita pada Kamis 18 juli 2024 di posyandu Dusun Karang Tengah Desa Jambeanom, Kecamatan Jambesari Darus Sholah, Kabupaten Bondowoso.

Kegiatan sosialisasi kesehatan ibu hamil ini dilaksanakan sebagai langkah-langkah dalam upaya pencegahan stunting. Adanya sosialisasi ini diharapkan ibu-ibu hamil dan calon ibu hamil mendapatkan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kebersihan, kesehatan dan asupan gizi. Pada kegiatan sosialisasi ini juga dijelaskan mengenai apa itu stunting, penyebabnya, dan juga upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi stunting tersebut.

Selain pencegahan stunting, kegiatan ini juga menjelaskan mengenai apa itu daun kelor beserta manfaat dan khasiat dari daun kelor. Daun kelor memiliki banyak manfaat salah satunya dalam mencegah adanya stunting. Namun daun kelor sendiri memiliki aroma yang menyengat dan kurang disukai, oleh karena itu mahasiswa KKN 98 UMD UNEJ membuat inovasi olahan dari daun kelor. 

Olahan daun kelor yang dibuat adalah puding daun kelor, olahan puding ini dapat menjadi alternatif dalam meminimalisir rasa pahit dari daun kelor. Dengan begitu manfaat yang terkandung dari daun kelor akan dapat dirasakan oleh ibu-ibu dan calon ibu hamil sebagai langkah mudah dalam upaya pencegahan stunting, yaitu dengan bahan yang mudah didapatkan namun tentunya juga memiliki manfaat yang luar biasa.

Demonstrasi pembuatan puding dengan salah satu warga (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Demonstrasi pembuatan puding dengan salah satu warga (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tujuan dari adanya kegiatan sosialisasi ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman mengenai stunting dan bahaya yang ada, dan bagaimana cara pencegahan stunting itu sendiri dengan menggunakan bahan yang mudah didapat namun memiliki khasiat yang sangat banyak. Terlebih lagi saat ini daun kelor hanya dijadikan olahan biasa seperti sayur, dengan adanya inovasi daun kelor ini diharapkan ibu-ibu dan calon ibu hamil dapat mempraktekkannya sendiri dirumah. Sehingga manfaat dan khasiat dari daun kelor ini tetap bisa dirasakan namun dengan berbagai inovasi olahan yang nikmat.

Mahasiswa KKN 98 UMD UNEJ juga membagikan buku berbagai olahan dari daun kelor dalam bentuk e-book yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu. Penghujung kegiatan sosialisasi juga terdapat sesi kuis interaktif bagi ibu-ibu. Sehingga yang bisa menjawab sesuai dengan meteri yang telah disampaikan mendapatkan hadiah. Ibu-ibu yang datang antusias dalam menjawab yang artinya mereka bisa memahami materi yang disampaikan dengan baik dan jelas.

Kuis interaktif (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kuis interaktif (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Adanya kegiatan sosialisasi pencegahan stunting dan juga demonstrasi pengolahan puding dari daun kelor disambut baik oleh Kepala Desa Jambeabom Ibu Laelatul Lathifah. "Saya berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa KKN Kelompok 98 Universitas Jember yang telah meluangkan ilmunya. Inovasi makanan yang telah didemonstrasikan bisa memberikan nilai alternatif makanan pendamping pencegah stunting. 

Untuk kedepannya apabila ada ilmu-ilmu yang memang bisa bermanfaat untuk Desa Jambeanom, jangan ragu untuk disampaikan ke masyarakat dan jangan sampai bosan dengan berbagai karakter warga di desa Jambeanom, karena setiap warga memiliki pemikiran yang tidak sama," ujar Ibu Laelatul Lathifah, Kepala Desa Jambeanom.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun