Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang merupakan sebuah desa yang kaya akan potensi buah salak. Hal inilah yang mendasari program kerja KKN UMD UNEJ 291 untuk mengolah buah salak menjadi salak cokelat.
Pemilihan salak coklat menjadi program kerja KKN UMD UNEJ 291 ini didukung oleh Sekretaris Desa, Syaiful Rizal, "Keren sekali! Kebetulan  di Desa Sidomulyo, kebanyakan salak diolah menjadi minuman, asinan dan keripik. Belum ada ide untuk mengolah salak menjadi salak coklat."
Hal ini juga didukung oleh pihak BUMDES (Badan Usaha Milik Desa), Jayus, "Menarik, karena untuk keripik salak sendiri cukup mahal, per kilogram bisa mencapai 90 ribu tapi menggunakan packaging yang premium, kalo untuk plastik biasa seharga 25 ribu. Sedangkan dari 15 kilogram salak, hanya jadi 1 kilogram yang artinya 14 kilogram salak terbuang. Karena biaya produksi yang cukup mahal tersebut membuat usaha keripik salak itu cukup terhenti."
Pihak BUMDES menambahkan lagi, "Dengan adanya salak coklat ini bisa menambah harga jual salak yang bisa dibilang over panen hingga terbuang. Oleh karenanya, inovasi produk salak ini merupakan usaha yang menggiurkan. Siapa yang tidak tergiur dengan modal yang tidak terlalu banyak tapi mendapat laba yang cukup besar?"
Pengolahan produk salak coklat terbilang mudah, hanya membutuhkan bahan-bahan seperti salak, gula, garam, coklat, dan trimit. Sedangkan alat-alat yang dibutuhkannya pun cukup terjangkau dan dapat ditemukan di rumah seperti wajan, spatula, parutan, serta mangkok.
Perpaduan rasa gurih dan asam dari selai salak serta manis dari balutan coklat dan taburan trimit menjadi sesuatu yang spektakuler dan unik yang belum pernah dicoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H