Rabu, 05 Oktober 2022. Mahasiswa MBKM BKP Membangun Desa Universitas Negeri Malang melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RW 08 Talok yang berupa sosialisasi resep churros dengan ekstrak daun kelor.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di rumah Bu Rahayu yang merupakan salah satu anggota PKK. Inovasi churros dengan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) tersebut diberikan guna memanfaatkan kandungan dalam daun kelor yang dapat mencegah stunting.
Stunting merupakan sebuah kondisi dimana terjadi kegagalan dalam pertumbuhan tubuh dan otak yang disebabkan oleh kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak. Kondisi tersebut akan memiliki efek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.Â
Kondisi tersebut menyebabkan anak memiliki tinggi badan cenderung pendek pada usianya, karena tinggi badan anak yang mengalami stunting berada di bawah standar deviasi menurut referensi World Health Organization (WHO).
Menurut data World Health Organization (WHO), pada tahun 2017 Indonesia merupakan negara dengan peringkat ketiga prevalensi tertinggi kasus stunting, yaitu sebesar 32,6%. Selain itu berdasarkan data Riskesdes tahun 2018 kasus stunting di Indonesia sebesar 27,7%.Â
Kemudian data stunting di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 24,4%, dengan demikian hampir seperempat balita mengalami stunting pada tahun lalu. Hal tersebut merupakan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).Â
Presentasi itu telah mengalami penurunan dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Pada 2020, prevelensi stunting di Indonesia sebesar 29,92%. Oleh karena itu, mahasiswa MBKM BKP Membangun Desa Universitas Negeri Malang membuat inovasi churros dengan ekstra daun kelor sebagai salah satu langkah mencegah stunting melalui camilan yang dapat dibuat dengan mudah oleh ibu-ibu rumah tangga.
Selain dijadikan sebagai obat-obatan tradisional, daun kelor juga menyimpan banyak kandungan gizi yang bermanfaat untuk anak di masa pertumbuhan mereka. Salah satu kandungan di dalam daun kelor yang dapat mencegah stunting adalah asam amino esensial yang memiliki banyak fungsi bagi tubuh, yaitu mengembangkan struktural sel yang akan dibutuhkan bayi dan/atau balita untuk menunjang pertumbuhan serta aktivitasnya.
Membuat inovasi dengan mencampurkan ekstra daun kelor pada jajanan yang disukai anak dapat dilakukan ibu-ibu di rumah, jika anak tidak menyukai daun kelor yang diolah dengan cara dimasak biasa. Hal tersebut dilakukan agar anak mau menikmati daun kelor dan dapat terhindar dari stunting.
Sehingga resep yang telah diberikan mahasiswa MBKM BKP Membangun Desa Universitas Negeri Malang berupa inovasi jajanan churros dengan ekstra daun kelor mampu mencegah stunting dan menurunkan angka prevalensi stunting.
Dosen Pembimbing Lapangan : Andi Basuki, S.Pd., M.Pd.
Penulis : Vera Eka Rahmawati
Editor  : Renza Agastha Merdeka, Aninda Dita Cahyani
Fotografer : Riska Surya Ningrum
Referensi Artikel :
https://jurnal.aiska-university.ac.id/index.php/gemassika/article/download/781/389
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPM/article/view/773
http://jurnal.utu.ac.id/JNS/article/view/5563
https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/semnasbiologi/article/download/792/700/1916
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H