Dimasa ini banyak warga yang senang bercocok tanam dalam pot atau di lingkungan sekitar rumah, baik menanam tanaman hias maupun yang lain. Tidak terkecuali warga Desa Kasembon, rata-rata warganya memiliki lahan pertanian dan juga gemar menanam tumbuhan dalam pot, seperti menanam bunga, sayur, pohon dan sebagainya di dalam pot maupun di sekitar rumahnya. Dalam perawatan warga biasanya menggunakan pupuk kandang dan pupuk kimia untuk menjaga kesuburannya, pupuk tersebut mereka biasa beli di toko pertanian. Padahal di Desa Kasembon mayoritas warganya memiliki hewan ternak, baik itu sapi, kambing maupun ayam, tetapi mereka masih kurang optimal dalam memanfaatkan kotoran dari hewan ternak untuk dijadikan pupuk secara mandiri. Sejauh ini warga hanya membiarkan kotoran hewan tersebut menumpuk dan lapuk dengan sendirinya, setelah itu menjadikan tanah lapukan kotoran hewan untuk dijadikan isian pot tanaman, dan untuk kotoran hewan yang masih basah disebarkan langsung dilahan pertanian. Padahal sebenarnya akan lebih optimal kerja pupuk tersebut jika kotoran hewan diolah kembali menjadi pupuk organik yang memiliki lebih banyak kandungan/ nutrisi yang baik untuk tanaman. Selain itu masyarakat biasanya membeli pupuk kandang dan pupuk kimia yang dijual di toko pertanian. Apabila penggunaan pupuk kimia terlalu sering akan mengurangi kesuburan tanah karena membunuh hewan seperti cacing dan mikroorganisme lainnya. Ketergantungan akan pupuk kimia juga akan merusak unsur hara tanah dan mengurangi daya serap akar tumbuhan.
    Dari latar belakang tersebut kami tim KKN Universitas Negeri Malang memiliki gagasan untuk mengatasi hal tersebut dengan cara membuat modul mengenai pembuatan kompos dari kotoran hewan (sapi, kambing, dan ayam). Melalui modul panduan pembuatan kompos kotoran hewan (sapi, kambing, ayam) juga limbah rumah tangga ini Tim KKN Univesitas Negeri Malang Desa Kasembon 2021 ingin membagikan ilmu cara pembuatan pupuk kotoran hewan (sapi, kambing, ayam) dan limbah rumah tangga yang dapat digunakan untuk pupuk tanaman, baik itu dilahan, polybag maupun pot-pot bunga. Dengan modul ini diharapkan dapat memandu warga dalam mengolah kotoran hewan (sapi, kambing, ayam) dan limbah rumah tangga secara mandiri. Sehingga dapat diproduksi untuk digunakan sendiri atau diproduksi untuk dijual. Selain itu juga dapat mengurangi sampah limbah rumah tangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H