Mohon tunggu...
KKN 59 Paduraksa 69
KKN 59 Paduraksa 69 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berita ini tentang kehidupan KKN di sebuah Kelurahan yang ada di Pemalang yaitu Kelurahan Paduraksa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sukses!!! Collab Mahasiswa KKN Kel 69, 67, dan 66 UIN Gusdur Pekalongan Ciptakan Alat ASMA (Alat Sampah Minim Asap)

16 Agustus 2024   11:52 Diperbarui: 16 Agustus 2024   12:22 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim PDD kkn kel. 69 Paduraksa

PEMALANG - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 69 yang berkolaborasi dengan kelompok 67 dan 66 dari Universitas Islam Negeri KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan menciptakan proker inovasi yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah di Kelurahan Paduraksa. Dalam kegiatan KKN yang berlangsung selama 45 hari, bahkan belum ada sebulan para mahasiswa ini berhasil merancang dan membangun alat pembakar sampah yang ramah lingkungan, dengan tujuan membantu masyarakat dalam mengelola sampah secara efektif.

Acara pemaparan program kerja (proker) ini dilakukan pada hari Rabu (14/8/2024) di Pendopo Kelurahan Paduraksa, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Proker ini di beri nama GPS (Gerakan Pengelolaan Sampah) dengan tema "Cipta Pemalang Bersih, Sampah Desa Selesai di Desa"

Program GPS diinisiasi oleh 36 mahasiswa, terdiri dari 6 laki-laki dan 30 perempuan, yang tergabung dalam tiga kelompok KKN:

Kelompok 66 (Kelurahan Mulyoharjo)

Kelompok 67 (Kelurahan Bojongbata), dan

Kelompok 69 (Kelurahan Paduraksa).

Program ini dilandasi oleh Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya poin ketiga, yaitu Pengabdian kepada Masyarakat.

Program ini merupakan wujud nyata dari pengabdian kami kepada masyarakat. Kami ingin membantu mengatasi permasalahan sampah di desa-desa di Kecamatan Pemalang khususnya," ujar Ketua Pelaksana Program GPS, Dwi Nugroho Al Karomaiyn.

Tim PDD kkn kel. 69 Paduraksa
Tim PDD kkn kel. 69 Paduraksa

Program GPS mengimplementasikan tiga metode pengelolaan sampah, yaitu:

1. Bank Sampah: Metode ini fokus pada pengolahan limbah anorganik yang masih bisa didaur ulang. Mahasiswa KKN akan bekerja sama dengan warga untuk memilah sampah anorganik dan menjualnya ke pengepul.

2. ASMA (Alat Sampah Minim Asap): Metode ini ditujukan untuk mengolah limbah anorganik yang tidak bisa didaur ulang. ASMA merupakan alat pembakar sampah yang dirancang untuk meminimalkan emisi asap dan sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Pasal 29 ayat 1 huruf G yang melarang pembakaran sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.

3. Biopori: Metode ini fokus pada pengolahan limbah organik. Mahasiswa KKN akan membantu warga membuat lubang biopori di tanah untuk mempercepat proses penguraian sampah organik.

Terkait dengan ASMA, Imam Arif Santoso mengatakan Program GPS menggunakan dua tong drum bekas oli untuk membuat ASMA. Satu tong drum digunakan untuk membuat bagian bawah turbin dan lubang ventilasi, sementara tong drum lainnya digunakan untuk membuat bagian luar ASMA yang berfungsi mengisolasi proses aliran udara.

Tim PDD kkn kel. 69 Paduraksa
Tim PDD kkn kel. 69 Paduraksa

Meskipun ASMA dirancang untuk meminimalkan emisi asap, program ini memiliki beberapa tantangan dalam penerapannya:

1. Keterbatasan Kapasitas: Satu perangkat ASMA hanya dapat menampung sampah dalam skala satu RT. Jika satu perangkat ASMA digunakan untuk satu rumah, hal ini dapat menimbulkan bahaya dan efek gas rumah kaca.

2. Waktu Operasional: Proses pengoperasian ASMA dibatasi 3 jam sekali, dengan jam operasional terbagi menjadi dua waktu, yaitu pagi (07.00 -- 09.00) dan sore (15.00 -- 17.00).

3. Proses Pengoperasian: Sampah harus dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam ASMA setiap beberapa detik.

"Kami menyadari bahwa program ini masih memiliki beberapa kendala. Namun, kami akan terus berupaya untuk meningkatkan efektivitas program ini dengan melakukan evaluasi secara berkala dan mencari solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi," jelas Imam Arif Santoso.

Di tempat yang sama, M. Uways Alqoni menambahkan Program GPS diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat di Kecamatan Pemalang. Program ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik.

"Kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan bersama-sama mewujudkan Pemalang yang bersih dan lestari," tutup M. Uways Alqoni.

Salam hangat :

Sheylina Ningsih

(Mahasiswa KKN kel. 69 Paduraksa)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun