Mohon tunggu...
Sosbud

Dari UGM untuk Rote

5 Mei 2015   12:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:22 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari Sabang sampai Merauke...berjejer pulau-pulau...Sambung menyambung menjadi satu...itulah Indonesia



Apabila kita resapi makna dari penggalan lagu ciptaan R. Suharjo di atasmerupakan sebuah penegasan dan komitmen bahwa Indonesia adalah bangsa satu-kesatuan walaupun terbentang ribuan pulau-pulau dari sabang di paling ujung barat Indonesia sampai merauke yang terletak di bagian ujung timur Indonesia yang saling sambung-menyambung dan tidak bisa terpisahkan. Selanjutnya bila kita resapi lebih dalam lagi dari pengalan lagu di atas, makna dari penggalan lagu tersebut sebenarnya bukan hanya berbicara mengenai kesatuan pulau, namun berbicara pula mengenai kesatuan ekonomi, kesamaan nasib dan sosial, Hak Asasi Manusia (HAM), dan juga kesamaan pendidikan yang seharusnya sambung menyambung menjadi satu dan tanpa membedakan karena itulah Indonesia.



Jika kita lihat perkembangannya sekarang, setelah Negara Indonesia yang kita cintai ini telah merdeka selama 69 tahun lamanya dapat kita lihat masih terdapat kesenjangan-kesenjangan yang ada di masyarakat. Kesenjangan tersebut sangat jelas melingkupi antar pulau, dimana antara pulau satu dengan pulau lainnya sangatlah berbeda perkembangannya ibarat antara bumi dan langit. Kesenjangan yang dimaksud salah satunya adalah dalam sektor pendidikan. Tak bisa dipungkiri, bahwa kualitas pendidikan antar pulau di Indonesia sangatlah berbeda kemajuannya baik dari segi kuantitas maupun kualitas.



Dalam Pasal 31 ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Repubilik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) yang mengatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Dalam pasal ini berarti setiap anak bangsa adalah sama haknya dalam mengenyam pendidikan tidak melihat dari mana atau daerah mana anak tersebut berasal ataupun tinggal. Untuk menjunjung hak dalam bidang pendidikan tersebut, pada ayat (3) mengatakan bahwa pemerintah mengusahakan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang mana dalam hal ini pemerintah memiliki tugas untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.



Dalam menjalankan tugas mulia tersebut seperti apa yang diamanatkan oleh konstitusi, tentunya pemerintah tidak dapat bekerja sendiri. Perlu adanya partisipasi masyarakat, institusi khususnya perguruan tinggi maupun swasta untuk bersama-sama memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sehingga kedepan tidak ada lagi kesenjangan yang terjadi. Peran serta masyarakat dalam memajukan pendidikan memiliki andil yang sangat besar, mengingat bahwa masyarakatlah yang mengetahui langsung bagaimana situasi dan kondisi pendidikan yang ada di sekitarnya. Selain itu masyarakat adalah objek dari sebuah kebijakan, dimana kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan haruslah perlu pula kesadaran dari masyarakat agar berjalan dengan maksimal.



Selanjutnya, partisipasi dari institusi khususnya perguruan tinggi sangatlah dibutuhkan demi memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang diisi serta mencetak para intelektual tentunya dapat menjadi garda terdepan untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi terhadap problematika pendidikan yang sampai sekarang ini belum juga dapat diselesikan. Salah satu cara yang sangat mendasar bagi perguruan tinggi untuk mencari permasalahan dan memecahkannya adalah ikut berpartisipasi dan terjun langsung ke dalam objek permasalahan. Agar dapat berjalan, terhadap hal tersebut perlu adanya komitmen yaitu menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat) dimana untuk menerapkannya perguruan tinggi dituntut untuk memasukkanya di dalam kurikulum pembelajarannya.



Universitas Gadjah Mada (UGM) yang di dalam statunya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2013, mendapat julukan kampus kerakyatan dan kampus Pancasila, untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya pengabdian kepada masyarakat telah memasukkanya di dalam kurikulum pembelajaran, sehingga menjadi kewajiban yang harus dijalankan oleh segenap civitas akademika UGM baik itu dosen, mahasiswa maupun karyawan. Kurikulum pembelajaran wajib yang telah disebutkan di atas adalah program Kuliah Kerja Nyata dan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) yang mana setiap periodenya UGM memberangkatkan mahasiswanya yang tergabung di dalam Tim KKN-PPM selama dua bulan untuk terjun langsung ke masyarakat demi mengabdi dan mengidentifikasi permasalahan agar dapat bersama-sama menemukan solusi dan menyelesaikan permasalahan.

Salah satu Tim KKN-PPM UGM untuk periode antar semester pada tahun 2015 ini adalah Tim KKN-PPM Rote Ndao NTT-09 2015, dimana tim ini akan ditempatkan di pulau rote yang merupakan pulau paling selatan Indonesia dan merupakan garda terdepan Negara Republik Indonesia. Tema yang diusung oleh Tim KKN-PPM Rote Ndao adalah Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Karakter Berbasis Wawasan Nusantara dimana di dalam hal tersebut juga dikhususkan kepada peningkatan kualitas pendidikan baik itu formal maupun non formal. Bila kita lihat dalam bidang pendidikan, kualitas pendidikan di kabupaten Rote Ndao dapat dikatakan rendah bila ditinjau dari angka partisipasi pendidikan formalnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012, angka partisipasi untuk segmen usia 7-12 tahun (SD) memang masih cukup tinggi yaitu 91,62 %.

Namun angka itu menurun drastis untuk partisipasi pendidikan pada segmen usia 13-15 tahun (63%) dan pada segmen 16-18 tahun (41,26%). Untuk partisipasi pada segmen usia 19-24 (Pendidikan Tinggi) sendiri hanya berkisar 4% saja. Padahal tingkat pendidikan pada segmen  inilah yang  memiliki rata – rata pendidikan yang tertinggi. Diperlukan solusi untuk menjawab problema rendahnya tingkat partisipasi pendidikan ini.Diantaranya adalah dengan mempermudah akses terhadap pendidikan formal, serta optimalisasi pemanfaatan sarana penddidikan nonformal.

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang didapatkan dari jenjang sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi sementara pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang didapatkan dari lembaga ketrampilan, pelatihan, dan lembaga sejenisnya.Dalam rangka mewujudkan kemudahan akses terhadap pendidikan formal serta optimalisasi pemanfaatan sarana pendidikan nonformal, diperlukan komitmen yang kuat serta keterlibatan seluruh komponen masyarakat demi mendorong terjadinya peningkatan kualitas pendidikan generasi muda di Kabupaten Rote Ndao.

Oleh sebab itu, untuk lebih berperan aktif dalam mengembangkan pendidikan di Kabupaten Rote Ndao khususnya di Desa Tebole, Kecamatan Rote Selatan, Tim KKN-PPM Rote Ndao memiliki program Ekspedisi Anak Lontar dimana memiliki sebuah misi yaitu “Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Karakter Berbasis Wawasan Nusantara”. Untuk mewujudkan program tersebut, kami membaginya ke dalam beberapa metode-metode yaitu penyelenggaraan pendidikan formal dan non-formal; pembangunan karakter; dan pengembangan minat-bakat serta peningkatan sarana pendidikan. Di dalam setiap metode-metode tersebut kami akan menjalankan beberapa program-program yaitu seperti kelas harian, kelas inspiratif, beta anak integritas, sanggar kesenian, anak pena lontar, seribu buku untuk rote serta kelas mingguan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa untuk menjalankan program-program tersebut di atas tentunya perlu dana yang relatif tidak sedikit jumlahnya. Di sinilah perlu adanya peran aktif dari swasta untuk ikut serta dan bersama sama membangun demi memajukan pendidikan di Indonesia. Pihak swasta baik itu yang bergerak dalam bidang pendidikan maupun yang berbentuk perusahaan profit tentunya memiliki kewajiban untuk mengembangkan pendidikan dimana di dalam penerapannya dapat menyumbangkan jasa maupun dana baik turun langsung maupun bekerja sama dengan pemerintah maupun institusi terkait demi menjalankan program pengembangan pendidikan.

“Indonesia tanah airku...aku berjanji padamu...menjunjung tanah airku...tanah airku Indonesia”

Sebagai penutup, lanjutan dari lagu dari sabang sampai merauke tersebut di atas adalah sebuah komitmen dan janji untuk menjunjung tanah air Indonesia, yang mana dalam menjunjungnya haruslah pula mengangkat harkat dan martabat bangsa dengan cara mepupuknya dengan pendidikan agar dapat menciptakan generasi intelektual yang dapat menjadi harapan bangsa Indonesia kedepannya. Itulah sebuah janji yang di pegang teguh oleh Tim KKN-PPM Rote Ndao NTT-09 2015 dimana ingin bersama-sama memupuk harapan di pulau paling selatan Indonesia khususnya dalam segi pengembangan pendidikan. Ekspedisi Anak Lontar diharapkan akan menjadi awal pengembangan dan program yang berkelanjutan dalam bidang pendidikan, yang diharapkan kedepannya akan membuahkan hasil yaitu memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Desa Tebole, Kecamatan Rote Selatan, Kabupaten Rote Ndao, agar seluruh pulau di Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang sama dan setiap anak bangsa terakomodasi haknya dalam bidang pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun