Jatisumber, Watesumpak - Profesi pengrajin patung sering kali dipandang sebagai pekerjaan yang bernilai seni tinggi dan berkontribusi besar terhadap pelestarian budaya. Namun, di balik keindahan karya mereka, ada risiko kesehatan yang sering diabaikan: paparan debu. Debu menjadi ancaman nyata yang perlahan menggerogoti kesehatan para pengrajin, khususnya terkait sistem pernapasan.
Berdasarkan pengamatan kami selama menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), banyak pengrajin di desa tempat kami mengabdi yaitu Desa Watesumpak Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, tidak menyadari sepenuhnya bahaya debu terhadap tubuh mereka. Karena itu, kami merasa perlu untuk mengadakan sosialisasi dan berbagi solusi praktis guna mencegah dampak kesehatan jangka panjang.
Debu yang terhirup secara terus-menerus bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama yang berkaitan dengan sistem pernapasan. Berikut adalah beberapa risiko serius yang dapat ditimbulkan oleh paparan debu:
- Infeksi Saluran Pernapasan: Debu mengandung mikroorganisme berbahaya seperti bakteri, virus, dan jamur. Partikel-partikel ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan seperti bronkitis, pneumonia, dan bahkan penyakit pernapasan obstruktif kronis (PPOK).
- Kerusakan Paru-paru:Â Debu yang mengandung silika atau asbes berisiko menyebabkan pneumoconiosis, penyakit yang dapat merusak jaringan paru-paru sehingga fungsinya terganggu dan tidak dapat bekerja secara optimal.
- Gangguan Pernapasan Akut dan Kronis: Paparan debu yang berlangsung lama bisa memicu kerusakan pada jaringan saluran pernapasan dan menurunkan kapasitas paru-paru. Dampaknya, pengrajin akan kesulitan bernapas, yang akhirnya membatasi aktivitas sehari-hari mereka.
Suara Pengrajin dan Data Terkait
Melalui wawancara dengan pengrajin lokal, kami menemukan bahwa banyak dari mereka yang sudah mengalami gejala seperti batuk kronis, sesak napas, hingga kelelahan berkepanjangan. Kepala Dusun, Pak Wawan, turut mengungkapkan keprihatinannya, "Setiap tahun, jumlah pengrajin di desa ini terus berkurang. Banyak dari mereka yang berhenti bekerja karena masalah kesehatan akibat debu."
Kami juga menemukan bahwa sebagian besar pengrajin tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker, dan tempat kerja mereka minim ventilasi. Kondisi ini jelas meningkatkan risiko paparan debu yang berbahaya bagi kesehatan mereka.
Langkah Nyata Edukasi dan Intervensi
Sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat, kami mengadakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesadaran pengrajin tentang bahaya debu dan memberikan solusi yang dapat mereka terapkan dalam keseharian mereka.
- Sosialisasi Bahaya Debu:Â Kami mengadakan sesi sosialisasi untuk memberikan pemahaman mengenai efek jangka pendek dan jangka panjang dari paparan debu. Selain itu, kami juga mengedukasi mereka tentang pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti masker respirator, yang efektif dalam menyaring partikel debu halus.
- Pembagian Masker Berkualitas: Masker biasa seringkali tidak cukup untuk melindungi pengrajin dari paparan debu halus. Oleh karena itu, kami membagikan masker yang dirancang khusus untuk melindungi pengguna dari partikel berbahaya.
- Pengenalan Praktik Kerja Aman:Â Kami mengajarkan cara-cara praktis untuk mengurangi debu di tempat kerja, seperti membasahi material sebelum diproses untuk mengurangi debu yang beterbangan. Kami juga menyarankan agar ruang kerja ditata ulang untuk memastikan sirkulasi udara yang lebih baik.
- Pendampingan Lanjutan: Kami juga menggandeng Puskesmas setempat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi para pengrajin, untuk mendeteksi dini potensi gangguan kesehatan yang dapat timbul akibat paparan debu.
Harapan dan Masa Depan Profesi Pengrajin