Pretest: Evaluasi Pemahaman Awal
Sebagai bagian dari sesi ini, Dr. Erawan memberikan empat contoh soal pretest numerasi kepada para peserta, yang merupakan guru-guru dari SDN Sidorejo dan SDN Getasanyar 1. Soal-soal ini dirancang untuk menguji pemahaman dasar peserta terhadap konsep-konsep numerasi yang akan dibahas lebih lanjut. Pretest ini bukan hanya berfungsi untuk mengukur kemampuan awal, tetapi juga untuk membuka diskusi tentang bagaimana soal-soal numerasi dapat dihadapi menggunakan teknologi, serta bagaimana teknologi seperti AI dapat membantu mempercepat pemecahan masalah matematika.
Sharing & Dialogue: Critical Thinking dalam Numerasi Berbasis Teknologi
Setelah pretest, Dr. Erawan melanjutkan dengan sesi Sharing & Dialogue, di mana beliau mengajak para peserta untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai pentingnya keterampilan berpikir kritis dalam numerasi berbasis teknologi. Salah satu hal yang menjadi sorotan utama adalah bagaimana cara mengkritisi jawaban dari AI. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk berpikir kritis tentang jawaban-jawaban yang diberikan oleh ChatGPT, sebuah platform AI yang sering digunakan untuk membantu menyelesaikan soal-soal matematika dan numerasi.
Dengan memanfaatkan pendekatan kritis, peserta diminta untuk tidak hanya menerima jawaban AI, tetapi untuk mengevaluasi proses yang digunakan AI dalam menghasilkan jawaban tersebut. Apakah AI memberikan jawaban yang benar? Apakah ada kemungkinan kesalahan atau kekeliruan dalam proses perhitungan?
Hal ini membuka wawasan baru bagi para guru tentang bagaimana teknologi dapat digunakan tidak hanya untuk membantu belajar, tetapi juga untuk menstimulasi kemampuan berpikir kritis. Dr. Erawan mengajak para guru untuk berperan aktif dalam membangun keterampilan berpikir kritis dengan cara mengajak mereka berdialog dan mempertanyakan berbagai hal terkait dengan jawaban yang diberikan oleh AI. Beliau mengatakan keterampilan berpikir kritis dapat memberikan solusi tanpa celah sedikitpun.
Posttest: Mengukur Kemajuan dengan Keterampilan Berpikir Kritis
Sebagai penutup dari sesi ini, Dr. Erawan mengajak para peserta untuk melakukan posttest, yaitu menjawab kembali soal-soal numerasi yang sama seperti pada pretest, tetapi kali ini dengan pendekatan yang lebih kritis. Para peserta diminta untuk menggunakan keterampilan berpikir kritis yang telah dipelajari selama sesi untuk menilai ulang setiap soal dan jawaban yang diberikan. Dengan cara ini, para guru diharapkan tidak hanya memecahkan soal dengan benar, tetapi juga dengan pemahaman yang mendalam dan kemampuan untuk menjelaskan proses penyelesaiannya.
Melalui posttest ini, Dr. Erawan ingin menunjukkan bahwa berpikir kritis tidak hanya mempengaruhi cara seseorang memecahkan masalah, tetapi juga meningkatkan kemampuan untuk menggunakan teknologi secara bijak dan efektif. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang proses dan konteks, akan lebih siap menghadapi tantangan pendidikan di masa depan, baik di dunia nyata maupun dalam konteks digital.
Sesi kedua ini memberi wawasan yang sangat penting tentang bagaimana keterampilan berpikir kritis dapat dimasukkan dalam pembelajaran numerasi berbasis teknologi digital. Dr. Erawan berhasil menunjukkan bahwa penggunaan AI, seperti ChatGPT, bukan hanya sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai alat untuk melatih kemampuan analisis dan evaluasi. Dengan pendekatan ini, para guru tidak hanya diajak untuk mengenal teknologi, tetapi juga untuk mengintegrasikan proses berpikir kritis dalam setiap aspek pembelajaran, sehingga meningkatkan kualitas pendidikan di era digital. Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian plakat dari kelompok 8 dan 9 KKN-T PM UNIPMA untuk SDN Sidorejo dan SDN Getasanyar 1.Â