Melasti adalah salah satu tradisi sakral yang dilakukan oleh umat Hindu. Melasti diadakan setahun sekali yang dimana dalam penanggalan Saka, waktu pelaksanaan Melasti bertepatan dengan pengelong 13 sasih kesanga, atau tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi. Melasti merupakan rangkaian upacara pensucian diri yang dilakukan sebelum menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu di Indonesia. Melasti melibatkan beberapa kelompok, seperti banjar atau desa yang datang ke sumber air.
Melasti pada lontar Sunarigama dan Sanghyang Aji Swamandala yang dirumuskan dalam Bahasa Jawa Kuno, bertujuan meningkatkan Sradha dan Bhakti kepada para Dewata manifestasi Tuhan Yang Maha Esa, untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa, dan mencegah kerusakan alam.
Melasti sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia sejak tahun 2010 karena keunikannya. Melasti sendiri memiliki keterkaitan yang erat dengan Nyepi.
Â
Pada kesempatan kali ini, mahasiswa KKN Tematik Unesa Kelompok Nganjuk 54 ikut andil dalam membantu baik itu persiapan hingga jalannya prosesi upacara Melasti di Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis Nganjuk.Â
Seminggu sebelum pelaksanaan upacara Melasti (12/03/23), Mahasiswa KKN-T Unesa Kelompok Nganjuk 54 membantu umat dalam proses wadah untuk banten yang terbuat dari janur dan pembuatan anyaman keranjang dari bambu untuk mengangkut hasil bumi dan hewan yang akan dilarung saat Upacara Melasti di Sungai Jolotundo. Pada hari tersebut merupakan hari kedua kami berada di Kampung Adat Desa Bajulan.
Pada hari pelaksanaan upacara Melasti (19/03/23) dimulai dengan acara mendhak tirta, yaitu pengambilan air dari sumber Roro Kuning yang nantinya akan digunakan untuk pembersihan dan penyucian benda sakral milik Pura. Kemudian dilanjutkan dengan ritual pembersihan di depan pintu masuk Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis. Setelah itu dilanjutkan dengan pensthanaan di linggih (tempat) yang sudah tersedia, pembacaan doa-doa oleh Pandita, mekobok, persembahyangan bersama dan menghaturkan banten Prani.
Saat prosesi menghaturkan banten untuk dilarung di Sungai Jolotundo, Mahasiswa KKNT Unesa Kelompok Nganjuk 54 berkesempatan untuk membawa hasil bumi yang ditujukan untuk mengungkapkan rasa syukur dan hewan yang ditujukan untuk menjaga kelestarian alam Jolotundo.
Pelaksanaan upacara Melasti ini dilakukan beberapa hari sebelum dilaksanakan tawur kesanga untuk memohon kesejahteraan alam dan lingkungan menjelang pergantian tahun Saka.
(FA/RU)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H