Mohon tunggu...
KKNT UAA KARANGBER
KKNT UAA KARANGBER Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kelompok 5 KKN-T Universitas Alma Ata Yogyakarta Kapanewon Pajangan, Bantul

Mahasiswa Universitas Alma Ata Yogyakarta yang sedang melakukan pengabdian masyarakat berupa KKN-Tematik di Kapanewon Pajangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Tematik UAA 2024: Kegiatan Penyuluhan Pemanfaatan Tanaman TOGA Sebagai Aromaterapi Bersama Ibu-Ibu PKK Karangber

10 Maret 2024   11:20 Diperbarui: 10 Maret 2024   11:22 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KKN-T Universitas Alma Ata merupakan program kuliah kerja praktis di perguruan tinggi yang dirancang untuk memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa dalam menangani proyek-proyek tematik yang terkait dengan bidang studi . Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan teori akademis dengan aplikasi praktis di dunia nyata. KKN Tematik ini berlangsung di Padukuhan Karangber, Desa Guwosari dari tanggal 2 Februari - 31 Maret yang bertema "Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Optimalisasi Potensi Daerah melalui Literasi Digital".

Wilayah yang menjadi target dalam pengabdian masyarakat ini adalah Padukuhan Karangber. Padukuhan Karangber terletak di Desa Guwosari yang merupakan bagian integral dari wilayah Kabupaten Bantul yang terdiri dari 75 (tujuh puluh lima) desa. Desa Guwosari merupakan salah satu desa di Kecamatan Pajangan yang memiliki luas wilayah 830,00 Ha dengan jumlah penduduk sebesar 12.745 jiwa. Desa Guwosari secara administratif pemerintahan terbagi dalam 15 (lima belas) Pedukuhan dan 77 RT.

Padukuhan Karangber, tergolong dukuh yang mayoritasnya banyak membudidayakan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) seperti jahe, sereh, dan jeruk nipis. Tanaman Obat Keluarga (TOGA), juga disebut sebagai apotek hidup, adalah jenis tanaman obat pilihan yang digunakan untuk pertolongan pertama. TOGA juga disebut sebagai obat ringan untuk mengobati beberapa jenis penyakit, seperti demam dan batuk. Pada dasarnya, taman obat keluarga adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun, atau ladang, yang digunakan untuk menanam tanaman berkhasiat sebagai obat untuk memenuhi kebutuhan obat keluarga. 

Kebun tanaman obat menghasilkan tanaman obat atau bahan obat, yang kemudian dapat didistribusikan kepada masyarakat. Kebun tanaman obat terutama berasal dari tumbuh-tumbuhan. Dapat dilakukan secara individual atau dapat  dibudidayakan sendiri tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat mendorong usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal. Setiap keluarga memiliki kemampuan untuk membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya secara mandiri, yang menghasilkan prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.

Berdasarkan uraian diatas maka kami mahasiswa KKN-T berinisiatif untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan judul “Pemanfaatan Tanaman TOGA sebagai Aromaterapi”. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan aromaterapi ini mudah didapat, prosesnya juga mudah untuk dilakukan dan produk yang dihasilkan dapat menjadi rencana dalam berwirausaha. Aromaterapi merupakan terapi komplementer, suatu teknik non farmakologis yang menggunakan minyak essensial untuk mengobati penyakit atau mengurangi kecemasan. Lilin aromaterapi memiliki beberapa manfaat bagi tubuh. Lilin aromaterapi tidak hanya sebagai relaksasi, tetapi juga meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan dengan mengurangi stres, menciptakan suasana nyaman, meningkatkan kualitas tidur dan menghilangkan kelelahan mental. (Setyawan dan Oktavianto, 2020).

Dalam pengabdian ini kami melakukan penyuluhan pemanfaatan aromaterapi menggunakan tanaman TOGA bersama ibu-ibu PKK karangber. Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 50 orang dan bertempat di gedung serba guna Karangber pada tanggal 18 Februari 2024. Pada kegiatan ini kami menyampaikan pemanfaatan tanaman TOGA dan proses pembuatan aromaterapi dari tanaman TOGA tersebut. Disini kami juga memberikan beberapa bibit tanaman seperti jahe, sereh dan jeruk nipis. Dari hasil penyuluhan tersebut selain sebagai bahan dapur kami berharap ibu-ibu warga Karangber dapat berinovasi memanfaatkan tanaman toga menjadi aromaterapi dan sebagai rencana untuk berwirausaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun