Mohon tunggu...
KKNTI KIMIAUM
KKNTI KIMIAUM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kami KKNTI Kimia UM Desa Gadingkulon

Pengabdian bukanlah pengorbanan, melainkan kehormatan. Inilah kontribusi kami kepada masyarakat, bagaimana dengan kalian?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rintisan Bank Sampah untuk Membenahi Sampah dengan Merangkul Dasawisma Gadingkulon

8 November 2021   10:13 Diperbarui: 8 November 2021   10:20 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Gadingkulon merupakan salah satu Desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang, yang memiliki TPST tetapi masih belum dioperasikan secara maksimal. Sehingga, mahasiswa KKN Tematik Integrasi UM 2021 melakukan sosialisasi mengenai manajemen bank sampah dan pengelolaannya. Dengan diadakannya kegiatan ini, merupakan langkah awal dari perintisan bank sampah di Desa Gadingkulon. Tujuan awal dilakukannya kegiatan ini untuk memprakasai warga agar sadar tentang pentingnya pengelolaan sampah.  Kegiatan sosialisasi ini diadakan di perkumpulan Dasawiswa Rt.15 Desa Gadingkulon.

Ruang lingkup bank sampah meliputi sampah organik maupun anorganik. Seperti yang dituturkan oleh Yusuf Karyawan yang merupakan ketua dari unit M320 "bank sampah memiliki pengelolaan sampah sendiri baik sampah organik maupun anorganik, dan unit M320 sendiri merupakan bagian dari pengelolaan sampah organik dari sisa makanan rumah tangga baik sisa buah maupun sayur dan yang matang maupun masih mentah". 

Keuntungan dari mengelola sampah terutama anorganik menjadi suatu barang daur ulang yang dapat memperpanjang umur sampah serta dapat dibuat menjadi suatu kerajinan dan sampah organik dapat menjadi pupuk cair, penghilang bau sampah, molase, dll. Untuk membuat pupuk cair, sampah organik diuraikan dengan mugott sehingga terbentuk berbagai macam produk, serta mugott juga dapat digunakan sebagai pakan ternak. Sehingga sampah yang sudah dikelola memiliki banyak keuntungan, salah satunya bernilai jual.

Kesulitan utama dalam perintisan bank sampah yaitu prosesnya. Ketika merintis hal baru pasti banyak tantangannya terutama dalam memanajemen dan ketidakselarasan dalam anggotanya. Maka, pengelola perlu memahami proses serta tidak mudah putus asa.

"Sampahmu tanggungjawabmu, sampahku tanggungjawabku" slogan ini ditekankan oleh Yusuf karena menurut beliau, mindset warga tentang pengelolaan sampah harus diubah karena sampah merupakan tanggungjawab semua orang bukan segelintir orang saja.

(Sosialisai Bank Sampah Malang. Foto: KKN Tematik Integrasi UM 2021/dokpri)
(Sosialisai Bank Sampah Malang. Foto: KKN Tematik Integrasi UM 2021/dokpri)

Melihat antusiasme anggota Dasawisma dari perintisan bank sampah di Desa Gadingkulon, diharapkan program ini dapat berjalan dengan baik. Meskipun akan ada faktor-faktor penggangu dari luar, seperti tanggapan dari masyarakat sekitar maupun manajemen internal sehingga perlu ditekannkan adanya transparansi kepada anggota maupun masyarakat lainnya. Harapan dari sosialisasi ini adalah sampah dapat dijadikan suatu hal yang berbenefit seperti dapat meningkatkan perekonomian, dapat melestarikan lingkungan sekitar, dan lain-lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun