Mohon tunggu...
KKNTI KIMIAUM
KKNTI KIMIAUM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kami KKNTI Kimia UM Desa Gadingkulon

Pengabdian bukanlah pengorbanan, melainkan kehormatan. Inilah kontribusi kami kepada masyarakat, bagaimana dengan kalian?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Optimalisasi Cadangan Air pada Lahan Hujan untuk Peningkatan Produktivitas Petani Jeruk

2 September 2021   23:00 Diperbarui: 2 September 2021   23:06 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malang: Gadingkulon merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang mendapatkan bantuan pada tahun 2005 untuk merintis kawasan ecowisata dengan komoditas utama jeruk. Salah satu bantuan berupa saluran irigasi pada setiap Dusun untuk mensuplai air ke kebun warga. Tandon air khususnya Dusun Krajan dibangun tandon utama yang dapat memuat 360 m  berada dibawah bukit dan tandon pembagi dengan daya tampung yang lebih kecil yaitu 8 m berada di atas bukit.

Menurut penuturan salah satu petani di sekitar tandon, penggunaan tandon air dilakukan secara bergilir. "Dulu tandon pembagi berfungsi dengan baik. Tapi sejak 2 tahun lalu tandon pembagi tidak bisa digunakan akibat bocor dan rusaknya pipa yang digunakan sebagai penyalur air dari tandon utama menuju tandon atas. Karena rusaknya tandon ya akhirnya kita buat tandon pribadi, meskipun kalau kemarau ambil airnya dari tandon bawah dan dipompa."

Kerusakan tandon air yang di atas mengakibatkan perlunya renovasi. Renovasi yang dilakukan menggunakan dana yang dikeluarkan dari PNBP FMIPA UM 2021, selain itu dana bantuan juga dilakukan untuk melakukan kegiatan hidroponik dan aquaponic di dasawisma yang bekerjasama dengan KKNT-I Kimia UM 2021. "Program yang dilakukan diharapkan dapat membantu mengaktifkan kembali fungsi tandon sebagai bentuk kepedulian terhadap permasalahan desa. Renovasi bertujuan untuk memberikan nilai lebih dengan  mengganti tipe lama tandon yang hanya digunakan sebagai tempat penyimpanan air menjadi tandon dengan beberapa kelebihan berupa dapat menghimpun air saat musim kemarau sehingga dapat terisi dengan sendirinya, penambahan volume dengan memperlebar ukuran tandon menjadi 2 x 2 x3,5 m dan memperkuat bangunan fisik yang sebelumnya hanya menggunakan batu bata saja. Selain itu, ditambahkan pipa sepanjang 150 m. Harapannya tandon dapat digunakan sebagai sumber air oleh kelompok tani dan petani sekitar tandon" menurut Yudhi Utomo selaku koordinator PNBP FMIPA UM 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun