Mohon tunggu...
KKN Tempursari UM
KKN Tempursari UM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

KKN Tempursari Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penyuluhan Stunting sebagai Sarana untuk Mengurangi Angka Stunting di Desa Tempursari

26 Juli 2022   14:14 Diperbarui: 26 Juli 2022   14:18 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Penyuluhan Stunting di Balai Desa Tempursari (Dokpri)

Saat ini, Indonesia memiliki prevalensi stunting yang tergolong tinggi. Stunting merupakan kondisi dimana anak mengalami gangguan pada pertumbuhannya sehingga anak tersebut memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya. Stunting terjadi karena kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu yang lama. Anak yang tergolong stunting dapat menjadi mudah sakit dan mengalami gangguan perkembangan pada otak.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting pada 2021 berada pada angka 24,4%. Saat ini, stunting masih menjadi masalah serius yang nyata terjadi disekitar kita. 

Hal ini menjadikan mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang 2022 bekerjasama dengan Bidan Desa Tempursari, Nila Puspita Rini, mengadakan penyuluhan stunting dengan harapan dapat menekan angka prevalensi stunting yang ada. Penyuluhan stunting ini digelar pada Jum'at, 22 Juli 2022 pukul 08.00 di Balai Desa Tempursari dengan dihadiri para kader Desa Tempursari.

Beragam faktor yang menyebabkan stunting,  salah satunya yakni kurangnya edukasi mengenai pola asuh yang baik pada bayi dan balita. Dengan diadakannya penyuluhan stunting, diharapkan masyarakat Desa Tempursari dapat mengenal dan memiliki pengetahuan mengenai stunting. Sementara itu, Nila Puspita Rini sebagai pemateri memaparkan bahwa anak akan mudah terdeteksi stunting ketika anak rajin melakukan kontrol ke Posyandu. 

Dalam Posyandu, anak akan diberi imunisasi dasar lengkap serta pemberian vitamin A sebanyak 2 kali dalam setahun. Menurut Kementerian Kesehatan, jika anak kekurangan vitamin A makan imunitas tubuh anak tersebut menjadi rentan terhadap infeksi dan berakiba pada stunting.

Stunting dapat menyebabkan pertumbuhan anak menurun seiring berjalannya waktu dan sekali anak sudah terkena stunting saat balita, ia tidak bisa disembuhkan, namun hanya bisa diatur pola gizi dan asupannya agar tidak semakin memburuk.

Kegiatan penyuluhan stunting ini diikuti oleh 48 peserta kader balita dan lansia. Permasalahan stunting dan gizi buruk saat ini menjadi permasalahan prioritas skala nasional yang harus ditangani bersama antar pemerintah dan masyarakat. Maka dari itu mahasiswa KKN UM 2022 menyelenggarakan penyuluhan stunting dengan menghadirkan pemateri yang telah ahli dalam bidangnya.

Namun sebelum pemaparan materi stunting, peserta kader diberikan soal pre-test terkait stunting. Hasilnya, banyak peserta yang belum memahami terkait stunting tersebut. Dengan adanya penyuluhan stunting ini diharapkan para kader memahami dan dapat mengedukasi masyarakat Desa Tempursari terkait stunting dan bahaya yang terjadi jika anak terindikasi stunting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun