"Sebelumnya, kami berencana untuk mengajar di tiga SD berbeda yang tersebar di wilayah Desa Tempursari. Namun, salah satu SD memiliki jadwal kegiatan sekolah yang cukup padat sehingga kelompok KKN kami memutuskan untuk mengajar di dua SD saja, yakni SDN 3 Tempursari dan SDN 4 Tempursari." Jelas Sulthan Athallarik selaku Ketua Kelompok KKN UM Desa Tempursari. Adapun kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan oleh KKN UM Desa Tempursari dilaksanakan pada dua minggu di akhir semester genap (20--24/6) dan satu minggu di awal semester ganjil (18--25/7). Mata pelajaran yang diajarkan di antaranya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Pancasila, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).Â
Pada semester genap, KKN UM Desa Tempursari berfokus pada pengajaran di SDN 4 Tempursari dengan lima kelas yang dinaungi, yakni kelas satu hingga kelas lima. Pada semester ganjil, kegiatan belajar mengajar kembali aktif dengan bertambahnya satu sekolah yang mendapat pengajaran dari KKN UM Desa Tempursari, yakni SDN 3 Tempursari. Sedikit berbeda dengan semester genap, pada semester ganjil KKN UM Desa Tempursari hanya mengajar di kelas empat hingga enam saja. Ada 10 hari kegiatan belajar mengajar yang dilalui Mahasiswa KKN UM Desa Tempursari bersama dengan anak-anak SD, tentu saja bukan tanpa hambatan.
"Sebagai mahasiswa, mengajar anak-anak di SD merupakan pengalaman pertama bagi saya. Jadi, semua yang saya hadapi menjadi kali pertama sekaligus proses belajar untuk mengatasi berbagai hambatan yang muncul ketika mengajar. Salah satu hal penting yang saya pelajari adalah kesabaran merupakan kunci dalam mengajar." Tutur Anbar Nabila, salah satu Mahasiswa KKN UM Desa Tempursari.
"Masing-masing sekolah memiliki karakter siswa yang berbeda sehingga cara penanganannya pun berbeda. Misalnya, ada siswa yang tidak pernah lelah untuk terus bertanya karena rasa keingintahuan yang sangat tinggi. Namun, ada pula siswa yang membutuhkan motivasi seperti diberi hadiah agar mau bertanya atau menjawab pertanyaan. Semuanya menjadi pengalaman yang amat berharga bagi saya, terutama untuk mengasah soft skill. Jika nanti ada kesempatan untuk mengajar anak-anak SD lagi, saya tentu tidak akan melewatkannya." Tutup Andriyan Novalarin Saputra, salah satu Mahasiswa KKN UM Desa Tempursari. (Syani Yemima Syahrul)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H