Pasuruan, 11 Agustus 2024 - Tim Kader Lingkungan beserta mahasiswa KKN-11 UNIWARA Tahun 2024 memanfaatkan lahan secara inovatif untuk pembudidayaan sayuran sawi hijau dan pakcoy secara hidroponik di RT/RW 04/02 Kelurahan Tembokrejo. Kegiatan ini dilakukan sebagai penunjang upaya pencegahan stunting pada anak-anak. Sawi hijau dan pakcoy yang dipanen ini akan didistribusikan pada anak-anak stunting agar kebutuhan nutrisi mereka terpenuhi.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak karena kekurangan gizi dalam jangka panjang. Biasanya, ditandai dengan tinggi anak yang lebih pendek daripada standar usianya. Stunting bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil dan pola makan anak yang tidak sesuai kebutuhan.
Metode hidroponik adalah penanaman dengan memanfaatkan media air sebagai media utama (tanpa menggunakan tanah) dan meningkatkan pemberian kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Penanaman dengan metode ini dapat menghasilkan sayuran dengan kualitas baik, meskipun tanpa peptisida namun tetap terbebas dari hama, dan masa panen juga lebih cepat.
Sawi hijau dan pakcoy sudah banyak dibudidayakan secara hidroponik. Sayuran ini tergolong sayuran yang mudah ditanam termasuk di lahan sempit sehingga cocok ditanam di area perkotaan. Sayuran ini juga memiliki kandungan yang baik dalam upaya pencegahan terhadap berbagai penyakit, terutama stunting.
Cara penanaman sawi hijau dan pakcoy secara hidroponik cukup dengan memindahkan rockwool berisi bibit ke netpot atau gelas air mineral. Ketika memindahkan perlu hati-hati agar bibit tidak rusak.
Perawatan tanaman sawi hijau dan pakcoy yang dibudidayakan secara hidroponik meliputi; pengontrolan nutrisi, pengendalian organisme pengganggu, dan penyulaman. Metode hidroponik sangat bergantung pada nutrisi sehingga pengontrolan nutrisi pada sawi hijau dan pakcoy penting untuk dilakukan agar tanaman dapat cepat bertumbuh dan tidak kekurangan nutrisi. Sementara itu, untuk mencegah pertumbuhan gulma, perlu dilakukan pengecekan setiap 3 hari sekali. Kemudian, apabila nampak tanaman yang mati dan tidak tumbuh maksimal, sebaiknya ganti dengan bibit sawi hijau dan pakcoy yang baru. Untuk cara panennya yaitu cukup dengan mencabut sawi dari netpot secara perlahan.
Metode hidroponik juga perlu memperhatikan kualitas air yang digunakan agar mencapai hasil yang lebih maksimal. Maka, terdapat batasan tertentu supaya air dapat dipakai untuk hidroponik. "pH air yang ideal untuk tanaman hidroponik yaitu sekitar 5,5-6,5. Lalu, PPM pada tumbuhan remaja mulai 800-1000 sedangkan tumbuhan dewasa PPM yang digunakan mulai 1000-120," ujar Ibu Mulyaningsih.
Pada pH tersebut unsur hara lebih mudah tersedia untuk tanaman sehingga dapat menyerap nutri dengan lebih optimal dan efisien. Umumnya, suhu yang ideal untuk pertumbuhan tanaman hidroponik adalah 18-26 derajat celcius. Untuk menjaga suhu yang tepat, sistem hidroponik dapat dilengkapi dengan pemanas atau pendingin udara.
Kegiatan yang dilakukan Tim KKN-11 Kelurahan Tembokrejo bersama kader lingkungan sangat menarik masyarakat untuk membudidayakan tanaman hidroponik. Harapannya, melalui kegiatan tersebut Tim KKN-11 Kelurahan Tembokrejo dapat membentuk pertanian hidroponik yang bermanfaat dan berkelanjutan dengan dalam pengawasan dari tokoh kader lingkungan di Kelurahan tembokrejo. Selain itu, Inisiatif yang dapat dikembangkan yaitu dengan meningkatkan pola hidup sehat dengan  mengkonsumsi sayuran yang salah satunya adalah tanaman sawi hijau dan pakcoy sehingga kebutuhan gizi dapat terpenuhi sebagai upaya pecegahan isu stunting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H