Jumat, 06 Agustus -- Beberapa warga dusun Rejosari Desa Tembokrejo menanam cabai jamu di halaman rumah. Cabai jamu atau cabya (nama saintifik: Piper retrofractum) adalah jenis tumbuhan menjalar serumpun dengan lada hitam dan sirih dalam keluarga Piperaceae. Biji-biji lonjongnya dijadikan rempah atau bahan obat.Â
Tanaman cabai jamu banyak tumbuh di Desa Tembokrejo, Kec. Gumukmas, Kab. Jember. Daerah yang panas dan kering sangat cocok  untuk menanam cabai jamu, Beberapa warga Desa Tembokrejo mulai membudidayakan tanaman cabai jamu di pekarangan rumah atau halaman rumah.Â
Penanaman dapat dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman randu dan tidak membutuhkan obat-obatan hanya dengan pemupukan rutin serta dapat dipanen setiap 10-15 hari. "Setelah di panen cabai jamu direbus terlebih dahulu dan dijemur hingga kering selama 4 hari" ungkap ibu Marsiati.Â
Buah dari tanaman tersebut dapat digunakan untuk obat tradisional yaitu sakit perut, sakit kepala, dan sakit pinggang. Banyaknya manfaat yang dimiliki oleh cabai jamu dapat meningkatkan nilai jual sehingga mampu membantu perekonomian warga.Â
"Biasanya cabai jamu dijual kepada pengepul yang datang kerumah, harga 1 kg cabai jamu sekitar Rp 68.000" ungkap ibu Yeti.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H