Mohon tunggu...
kknt desa kemetul
kknt desa kemetul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kuliah Kerja Nyata Tematik IPTEK Bagi Masyarakat Desa Kemetul

Pengabdian Desa di Desa Kemetul

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peningkatan Kemandirian Desa Kemetul Melalui Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi oleh Mahasiswa Teknik Kimia UNNES

26 Oktober 2023   12:50 Diperbarui: 26 Oktober 2023   12:55 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah menetapkan kebijakan Kampus Merdeka pada tahun 2020 sebagai bentuk transformasi pendidikan tinggi dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas dan relevansi lulusan program sarjana. Untuk itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi berupaya mendorong, memfasilitasi, dan mempercepat perguruan tinggi dalam menerapkan kebijakan Kampus Merdeka serta mencapai 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi kembali menyelenggarakan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM).

Program ini bertujuan untuk memfasilitasi inisiatif transformasi pendidikan tinggi sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan daya saing negara melalui kolaborasi erat dengan dunia usaha dan industri (DUDI) dan universitas terkemuka dunia. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi dengan memfasilitasi aspirasi, inovasi dan semangat civitas akademika dalam menyikapi dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamisme kehidupan masyarakat yang sedang berlangsung. Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang berkesempatan menyelengarakan program PK-KM melalui Kuliah Kerja Nyata Tematik pada bulan Agustus -- Desember 2023 di Desa Kemetul, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.   

Desa Kemetul memiliki  beberapa potensi antara lain UMKM, desa wisata, dan hasil pertanian. Beberapa UMKM memproduksi makanan yang digoreng atau membutuhkan minyak goreng sebagai media utamanya, produk hasilnya berupa marning jagung, keripik talas dan keripik singkong. Efek dari penggunaan minyak goreng tersebut yaitu terciptanya minyak jelantah yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan. Penggunaan minyak jelantah dapat meningkatkan risiko penyakit seperti obesitas, kanker, dll karena mengandung senyawa aldehida yang dapat berubah menjadi senyawa karsinogenik penyebab kanker. Minyak jelantah yang dibuang langsung ke lingkungan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, karena minyak jelantah menyumbat pori-pori tanah sehingga tidak mampu menyerap air secara efektif dan  menimbulkan kerusakan. Teknologi tepat guna dalam mengatasi masalah tersebut salah satunya adalah memproses menjadi barang yang lebih berguna dan memiliki nilai jual.   

Tim KKNT Teknik Kimia UNNES Desa Kemetul berupaya membantu mengatasi permasalahan tersebut dengan mengadakan pelatihan dan sosialisasi di Desa Kemetul (22/9). Proses pengolahan  minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi diawali dengan mengumpulkan minyak jelantah dari rumah tangga dan UMKM yang ada di Desa Kemetul. Minyak jelantah tersebut melalui tahap penyaringan dan pemurnian dari sisa residu dan meminimalkan bau yang dapat mempengaruhi produk. Setelah disaring, Minyak jelantah dipanaskan menggunakan kompor kemudian ditambahkan dengan stearin dan minyak esensial untuk menciptakan aroma yang diinginkan.  

Produk lilin aromaterapi dari minyak jelantah menciptakan antusias warga Desa Kemetul dalam meningkatkan keterampilan, mengolah limbah rumah tangga dan membuat produk yang dapat menjadi souvenir desa wisata. Dengan terselenggaranya kegiatan tersebut, kolaborasi Tim KKNT Teknik Kimia UNNES dan warga Desa Kemetul meningkat dan dapat berdampak positif dalam pengembangan produk seperti packaging, labelling dan marketing.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun