Mahasiswa KKN-T IPB menyusur pada bidang pendidikan. Program yang diusung terdiri atas program formal dan informal. Dalam program formal ini, mahasiswa mengusung inovasi literasi mandiri bagi siswa SDN 1 Cintaasih. Latar belakang adanya inovasi ini adalah kurangnya budaya membaca secara mandiri di lingkungan baik rumah maupun sekolah. Hal tersebut membuat para siswa tidak terbiasa untuk melatih kebiasaan membaca secara mandiri.
Salah satu program kerjaSelain itu, kegiatan pembelajaran yang terpaku pada pemahaman materi oleh guru. Hal ini membuat siswa tidak kreatif dan lebih mengikuti gaya pembelajaran lawas yang lebih didikte oleh guru. Keinginan para siswa untuk menggali berbagai wawasan dari buku yang masih tergolong rendah.Inisiatif para siswa juga dinilai masih kurang untuk mengetahui berbagai macam informasi
Gerakan Literasi Mandiri digagas oleh mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University di  SDN 1 Cintaasih terletak di Desa Cintaasih, Kecamatan Cingambul, Kabupaten Majalengka. Selama 4 hari, mahasiswa melakukan kegiatan baik formal maupun informal. Kegiatan formal meliputi pembelajaran secara aktif menggantikan guru. Dalam kegiatan formal ini, mahasiswa terbagi menjadi tiga tim pengajar yaitu dikelas 4,5 dan 6. Mahasiswa mengajarkan materi kurikulum KURTILAS (Kurikulum Dua Ribu Tiga Bela dikelas 5 dan 6, serta kurikulum Merdeka dikelas 4. Tiga tim pengajar dibantu oleh mahasiswa KKN dari Universitas Majalengka.Â
Dalam kegiatan formal ini, mahasiswa melakukan inovasi yaitu Gerakan Literasi Mandiri selama 15 Menit. Literasi dilakukan sebelum pembelajaran materi dimulai. Para siswa diberikan buku bacaan secara acak dari perpustakaan. Kemudian siswa diberikan waktu membaca selama 15 menit dengan tertib. Selanjutnya, beberapa siswa dipilih memberikan ulasan mengenai bahan bacaan di depan kelas. Ulasan tersebut dapat berupa isi bacaan maupun pendapat mereka mengenai bacaan tersebut.Â
Namun, dikarenakan para siswa masih belum terbiasa dengan kegiatan literasi mandiri. Siswa masih perlu dilatih keberanian untuk menyampaikan ulasan mereka. Beberapa siswa pun masih perlu diarahkan untuk bisa berbicara didepan umum. Oleh karena itu, Mahasiswa pun memberikan peragaan cara berbicara didepan umum. Dimulai dengan perkenalan secara formal dan bahasa tubuh. Dilanjutkan dengan memberikan gaya berbicara saat memberikan ulasan.
Fauzi, salah satu siswa mencoba memberikan ulasan mengenai bahan bacaannya. "Perkenalkan saya Fauzi akan memberikan ulasan buku bacaan sayang yang berjudul tanaman obat tradisional", pungkasnya. Dengan sedikit nervous, Fauzi menjelaskan bab pertama buku yang ia baca. "Saya membaca macam-macam obat tradisional di Indonesia" lanjutnya. Selain Fauzi, teman-teman lain juga masih cukup malu untuk menyampaikan pendapat mereka di depan umum.
Meskipun demikian, para siswa memiliki semangat yang tinggi untuk memperoleh ilmu dari bahan bacaan mereka. Hal ini terlihat dari antusias mereka saat membaca buku. Para siswa juga dapat secara bebas mengganti buku bacaan yang sudah disiapkan.Â
Harapan dari program ini adalah peningkatan motivasi siswa untuk cinta baca buku. Selain itu, keberlanjutan dari program ini sangatlah penting untuk terus dilakukan. Tongkat estafet dari inovasi mahasiswa KKN-T IPB perlu dilanjutkan oleh pihak sekolah mulai dari guru hingga tenaga pendidik. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan keajaiban membaca 15 menit sebelum pembelajaran untuk terus mengasah kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan menyampaikan pendapat. Selain itu keberanian siswa dalam menunjukan diri didepan umum juga penting untuk terus dilatih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H