Mahasiswa KKN 152 di Desa Tangsil Wetan, Bondowoso, telah melaksanakan langkah terakhir dalam program inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah sawah melalui pengaplikasian pupuk organik cair dari urin kelinci. Program ini muncul sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi oleh masyarakat setempat, di mana pertanian padi merupakan sumber penghidupan utama, namun tanah sawah di daerah ini bersifat asam dengan pH antara 5,5 hingga 6. Kondisi ini menghambat pertumbuhan tanaman dan berdampak negatif pada produktivitas pertanian.
Metode Pembuatan Pupuk Organik Cair
Proses pembuatan pupuk organik cair ini dimulai dengan pengumpulan bahan-bahan yang diperlukan, yaitu urin kelinci, tetes tebu, cairan EM4, dan air. Untuk setiap liter pupuk, digunakan 1 liter urin kelinci, 10 ml tetes tebu, dan 10 ml cairan EM4. Setelah semua bahan dicampurkan, adonan tersebut dikocok dan dimasukkan ke dalam botol untuk difermentasi selama 10 hari. Penting untuk membuka tutup botol setiap dua hari untuk mengeluarkan gas yang terbentuk selama proses fermentasi.
Pengaplikasian Pupuk ke Lahan Pertanian
Setelah proses fermentasi selesai, pupuk organik cair ini diaplikasikan langsung ke lahan sawah milik Bapak Is Hapi. Dengan tujuan untuk menormalkan pH tanah mendekati netral (7), aplikasi pupuk ini diharapkan dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen padi. Hasil awal dari aplikasi pupuk organik cair menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kondisi tanah dan pertumbuhan tanaman.
Dampak dan Harapan ke Depan
Program ini tidak hanya memberikan solusi untuk masalah kesuburan tanah, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan pertanian di Desa Tangsil Wetan. Dengan dukungan dari pemerintah desa dan masyarakat, mahasiswa KKN 152 berharap bahwa metode ini dapat diadopsi lebih luas oleh petani setempat. Selain itu, kami juga berharap agar inovasi ini dapat menjadi model bagi desa-desa lain yang menghadapi masalah serupa.
Kesimpulan
Melalui pengaplikasian pupuk organik cair dari urin kelinci, mahasiswa KKN 152 berhasil menunjukkan bahwa solusi berbasis lokal dapat memberikan dampak positif bagi pertanian dan kesejahteraan masyarakat. Program ini mencerminkan pentingnya kolaborasi antara masyarakat dalam mengatasi tantangan pertanian yang ada. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan produktif di masa depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H