Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik  (KKNT) UPN "Veteran" Jawa Timur telah berlangsung selama dua pekan. Sebagai salah satu kelompok KKNT dengan skema kewirausahaan dan ekonomi kreatif, kelompok 27 yang berada di Kelurahan Tambak Wedi akan membantu dalam memajukan dan mengembangkan UMKM di kelurahan tersebut. Langkah awal yang perlu dilakukan oleh kelompok 27 adalah melakukan pendekatan bersama UMKM di Tambak Wedi guna mengetahui bagaimana kondisi UMKM disana.
Kamis, 31 Maret 2022, kelompok 27 mengadakan pertemuan dengan UMKM Nelayan di Tambak Wedi, tepatnya para UMKM di RW 01 dan RW 02. Hal ini dikarenakan fokus kelompok 27 adalah pada pengelolaan UMKM sektor nelayan. Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 11.00 WIB - 13.00 WIB di Pos Nelayan Cumi-Cumi serta dihadiri sebanyak 12 warga. Kegiatan tersebut berupa penyampaian motivasi bisnis dan sharing dengan para UMKM.
Dilaksanakannya kegiatan ini bertujuan untuk lebih mengenal bagaimana karakter, kebiasaan, serta kendala atau permasalahan yang dihadapi oleh para UMKM di Tambak Wedi. Sehingga kelompok 27 dapat membantu mengatasi dan memberikan solusi terkait kendala-kendala tersebut. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk lebih membangun lagi semangat warga Kelurahan Tambak Wedi dalam berwirausaha pada sektor perikanan atau bidang nelayan.
Kegiatan ini diawali dengan pembukaan yang dibuka oleh MC, kemudian dilanjutkan perkenalan anggota KKNT kelompok 27. Acara berikutnya yaitu penyampaian tujuan KKN serta tujuan kegiatan. Selanjutnya sesi motivasi bisnis dan Focus Group Discussion (FGD) bersama UMKM. Pada sesi FGD, UMKM saling sharing mengenai kendala selama menjalankan usahanya. Dari FGD tersebut dapat diketahui beberapa kendala yang terjadi. Salah satunya kendala terkait masalah produksi, seperti yang dikatakan oleh Ibu Nur.
"Kesulitan saya ini mbak, saya kan produksi abon ikan, nah abon saya ini gampang basi. Kira-kira solusinya gimana ya", ujar Bu Nur.
Untuk permasalahan tersebut, kelompok 27 memberikan solusi dengan penggunaan minyak dalam proses produksinya serta proses pengurangan minyaknya setelah abon matang. Selain itu penggunaan kemasan juga berpengaruh pada daya tahan abon, diperlukan kemasan yang kedap udara.
"Kalau saya ini mbak mas, saya bikin kerupuk. Tapi adonannya kadang keras kadang lembek. Jadi kalau dipotong pakai alat itu kadang susah. Jadi harus gimana yaa?", ujar Bu Anik.
Menanggapi kendala tersebut, Bu Agus, selaku Ketua Kelompok UMKM Minasari berpendapat bahwa Bu Anik perlu memperhatikan penggunaan air dalam proses produksi kerupuk.
Diadakannya kegiatan tersebut disambut baik oleh UMKM Tambak Wedi. Pada kegiatan ini terdapat jargon "Minasari Sukses, Sukses, Sukses". Jargon ini menjadi penyemangat untuk meramaikan rangkaian acara yang ada. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi foto bersama UMKM Tambak Wedi yang hadir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H