Tikus merupakan salah satu hama yang paling signifikan di area pertanian, yang menyebabkan kerusakan signifikan pada tanaman dan memengaruhi mata pencaharian petani. Di desa Payaman, masalah serangan tikus sangat parah, yang mengancam keberlanjutan pertanian padi. Dalam artikel ini, kami akan membahas solusi inovatif untuk mengurangi hama tikus menggunakan rumah.Â
Tikus tertarik pada banyaknya makanan dan tempat berlindung di sawah, sehingga menjadi ancaman besar bagi hasil panen. Menurut petani setempat, serangan tikus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, yang menyebabkan kerugian besar dalam produksi padi. Selain itu, tikus juga dapat menularkan penyakit dan mencemari sumber makanan, sehingga menimbulkan risiko kesehatan bagi penduduk desa.
Oleh karena itu, kelompok 17 kknt Universitas Bojonegoro membuat inovasi penanganan hama tikus dengan menggunakan Rumah burung hantu . Burung Hantu merupakan predator alami tikus dan telah terbukti efektif dalam mengendalikan populasi hama. Dengan memasang rumah burung hantu di sawah, petani dapat menarik hewan bermanfaat ini dan mendorong mereka untuk memburu tikus. Rumah burung hantu  dirancang khusus menggunakan bahan baku papan, seng serta besi sebagai tiang penopangnya.
Pemasangan rumah burung hantu di sawah merupakan solusi inovatif untuk mengurangi hama tikus di desa Payaman. Dengan burung hantu, petani dapat mengurangi kerusakan tanaman dan meningkatkan ketahanan pangan sekaligus berkontribusi pada upaya konservasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H