Mohon tunggu...
KKN Sumbercanting
KKN Sumbercanting Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN

πŸ“Desa Sumbercanting, Kec. Wringin, Kab. Bondowoso πŸ“† Juli - Agustus 🏫 Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UNEJ Kelompok 158: Optimalisasi Potensi Bubuk Kopi dengan Sosialisasi Budidaya Kopi dan Inovasi Pemasaran di Desa Sumber Canting, Bondowoso

27 Agustus 2024   20:40 Diperbarui: 27 Agustus 2024   20:41 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok KKN 158 UNEJ membuat inovasi produk berupa bubuk kopi sebagai upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di Desa Sumber Canting, Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso. Inovasi produk ini bertujuan untuk meningkatkan UMKM lokal yang nantinya diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Sumber Canting.

Kelompok KKN 158 UNEJ menemukan potensi produk bubuk kopi di Desa Sumber Canting, tepatnya di Dusun Curah Cottok. Desa Sumber Canting yang umumnya hanya mengelola tempat wisata alam yaitu Potre Koneng ternyata menyimpan potensi produk UMKM berupa bubuk kopi hitam. Dengan adanya peluang tersebut, kemudian Kelompok KKN 158 UNEJ membantu petani kopi dengan membuat desain kemasan dan melakukan pemasaran produk bubuk kopi. Potensi tersebut ditemukan ketika mahasiswa KKN melakukan kunjungan ke salah satu dusun di Desa Sumber Canting tepatnya pada tanggal 12 Juli 2024, sembari mengenal kegiatan warga disana, mahasiwa KKN UNEJ juga melihat langsung kebun kopi, proses penjemuran kopi hingga proses penyangraian.

Kelompok KKN UMD 158 UNEJ : Sosialisasi Pengolahan Kopi (dokpri)
Kelompok KKN UMD 158 UNEJ : Sosialisasi Pengolahan Kopi (dokpri)

Setelah kunjungan tersebut, mahasiswa KKN kemudian melakukan sosialisasi mengenai budidaya tanaman kopi hingga proses pemasaran produk kopi. Sosialisasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan juga pengetahuan terkait budidaya tanaman kopi yang baik, sehingga nantinya dapat menghasilkan biji kopi yang berkualitas dan dapat menjadi salah satu potensi UMKM yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan khususnya bagi warga di Desa Sumber Canting.

Β Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa warga lokal yang tertarik dan memang sudah melakukan budidaya tanaman kopi. Dalam sosialisasi ini dijelaskan beberapa tahapan mulai dari penyiapan bibit hingga pemasaran produk bubuk kopi. Tahap pertama yang disampaikan dalam sosialisasi tersebut yaitu tahap penyiapan bibit kopi, dimana dijelaskan jenis varietas kopi yang akan ditanam harus sesuai dengan kondisi dan ketinggian lahan. Untuk varietas kopi yang cocok ditanam di Desa Sumber Canting yaitu kopi robusta karena desa tersebut berada pada ketinggian 400 mdpl dan Kopi Arabika juga cocok ditanam di beberapa tempat di Desa Sumber Canting seperti Dusun Curah Cottok karena berada pada ketinggian 600 mdpl. Namnun sebelum ditanam, bibit kopi harus berumur 4-8 minggu dan harus diseleksi terlebih dahulu untuk mendapatkan bibit yang bebas dari penyakit agar nantinya mampu beradaptasi setelah ditanam.

Tahap kedua yaitu penanaman bibit kopi, dimana sebelum melakukan penanaman harus menyiapkan lahan dengan membersihkan gulma yang berada disekitar lahan, kemudian membuat lubang tanam dengan jarak 1,5 -- 2 m dan diameter 60 cm 60 cm. Adapun teknik penanaman yang dapat dilakukan yaitu dengan memotong akar bibit bagian bawah sekitar 3 cm. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk merangsang pertumbuhan akar baru yang lebih sehat dan kuat sehingga dapat membantu tanaman menyerap lebih banyak nutrisi dan air dari dalam tanah. Kemudian bibit ditanam dengan kedalaman sekitar 2 - 3 cm. Waktu yang baik untuk melakukan penanaman kopi yaitu pada awal dan akhir tahun.

Tahap ketiga yaitu perawatan tanaman kopi yang dapat dilakukan dengan menyiram, memberikan pupuk, membersihkan gulma, memberi pohon penaung, dan melakukan pemangkasan pada usia tanaman sekitar 6 - 8 bulan. Tahap selanjutnya yaitu pemananenan kopi, dimana dalam tahap ini menjadi salah satu penentu dari kualitas kopi yang dihasilkan. Biji kopi yang sudah siap untuk dipanen berwarna merah kehitaman.

Setelah itu, dilakukan perambangan biji kopi untuk memisahkan antara biji yang berkulitas baik dan buruk. Kemudian dilakukan penjemuran biji kopi selama 3 - 4 hari dan melakukan pengupasan kulit kopi serta langkah terakhir yaitu sortasi green been yang bagus. Setelah menyortir green been, kemudian dilakukan penyangraian dan penghalusan biji kopi. Biji kopi yang telah dihaluskan kemudian dikemas dengan menggunakan standing pouch berbahan alumunium foil yang memiliki sifat kedap udara sehingga dapat mencegah masuknya udara dan uap air ke dalam kemasan agar aroma dari bubuk kopi tetap segar. Selain itu, kelompok kami juga membuat desain untuk logo kemasan bubuk kopi agar terlihat lebih menarik. Adapun nama dari produk bubuk kopi yang dibuat yaitu "SINERGI COFFEE". Tahapan terakhir yaitu pemasaran produk bubuk kopi yang dilakukan secara langsung dengan beberapa konsumen Β ataupun online melalui media sosial (TikTok, Instagram, dan WhatsApp).

Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini diharapkan nantinya para petani tertarik dan mampu melakukan budidaya kopi dengan lebih baik sehingga dapat menghasilkan biji kopi yang lebih berkualitas dan dapat melanjutkan inovasi ini secara berkelanjutan sehingga nantinya sumber daya kopi dapat meningkatkan perekomomian masyarakat desa Sumber Canting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun