Pada Minggu, 20 Juni 2021 Mahasiswi KKN UM melakukan wawancara kepada tokoh masyarakat yang menangani batik. Beliau bernama Ibu Sri Puyuh yang merupakan salah satu tokoh masyarakat yang melakukan pengembangan produk batik di Sumberagung, Ngantang. Wawancara ini berkaitan dengan program kerja yang dilakukan yaitu membuat video 'speak up desa' yang berkonsep memperkenalkan produk desa sumberagung, ngantang.Â
Program kerja ini berlatar belakang karena sulitnya pemasaran produk yang dilakukan oleh beberapa tokoh desa sehingga KKN UM 2021 berinisiatif untuk memperkenalkan produk desa pada masyarakat luas dengan platform video youtube. Tujuan dibuatnya video wawancara tersebut agar terdapat masyarakat di luar sana untuk mengetahui bahwa terdapat produk batik maupun kopi yang berasal dari Desa Sumberagung, Kecamatan Ngantang.
Ibu Sri Puyuh mengatakan bahwa " Awal mula berkembangnya batik desa Sumberagung karena pada KKN UM 2019 kemarin, memberikan pelatihan batik tie dye dan ecoprint yang di ajarkan dan kami kembangkan hingga sekarang, karena sebelumnya sudah ada warga disini yang dapat melakukan batik tulis juga. Sehingga, kami memproduksi berbagai macam batik" Ujar beliau. Batik ini baru berkembang lagi di desa Sumberagung pada tahun 2019 dengan adanya pelatihan batik yang dilaksanakan oleh KKN UM 2019 membuat masyarakat ingin melakukan produktivitas yang pernah dilakukan sebelumnya.
Pada saat ini berbagai macam desa yang ada di indonesia memiliki potensi maupun produk untuk desanya tersendiri salah satunya adalah produk batik yang sudah banyak sekali desa yang memproduksi dengan ciri khasnya masing -- masing.Â
"Batik Desa Sumberagung telah kami sepakati dengan kelompok batik bahwa ciri khas dari batik Desa kami, kami ambil dari sejarah Desa Sumberagung yaitu Karaeng Galesong, kami mengambil batu bata Karaeng Galesong karena batu batanya yang besar dan tebal. Maka dari itu kami sepakat bahwa setiap produk yang dibuat akan terdapat motif batu batanya pada batik yang kami buat" imbuh Ibu Sri Puyuh. Meskipun batik Desa Sumberagung ini belum memiliki hak paten tetapi segala desain gambar yang dibuat telah memiliki hak cipta.
Dalam mempertahankan batik Desa Sumberagung, Ibu Sri Puyuh mencari kader ibu -- ibu yang masih muda sehingga dapat berinovasi dan mengikuti trend yang ada untuk dapat terus menerus melakukan produksi batiknya. Dalam pencarian kader ini tentulah tidak mudah, Namun dengan kesadaran penuh untuk memajukan Desa Sumberagung dari berbagai tokoh masyarakat sehingga produksi batik ini dapat dilaksanakan. Dengan semangat dan kemampuan yang tinggi ibu -- ibu kelompok batik ini dapat bersaing dengan puluhan jenis desain batik yang banyak di luar sana.
"Kisaran harga yang dijual batik kami adalah 100k hingga 300k jika langsung dibeli disini, Harga tersebut ditentukan dengan kesulitan menyanting gambar dan warna yang digunakan. Kalau batik ciprat ddan tie dye kami jual sekitar 125k" ujar Ibu Sri Puyuh. Harapan Ibu Sri Puyuh pada batik Desa Sumberagung adalah beliau berharap bahwa segera mungkin batik Desa Sumberagung ini memiliki hak patennya sendiri dan dapat selalu mengikuti motif -- motif batik yang kekinian sesuai dengan trend yang ada.
Selain Produk Batik, Desa Sumberagung pun memiliki produk kopi hasil dari kelompok tani kopi. Pada Minggu, 27 Juni 2021 kami juga mewawancarai salah satu tokoh masyarat dari kelompok tani kopi yaitu Bapak Santoso. Beliau merupakan Ketua kelompok tani kopi Desa Sumberagung. Awal mula Kopi ada di Sumberagung di bawa oleh orang belanda. "Sejak dari zaman belanda kopi di bawa ke Jakarta, karena di Jakarta sering banjir sehingga pertanian kopi gagal dilakukan di Jakarta. Maka dari itu, kopi di sebarkan keseluruh pelosok desa termasuk Desa Sumberagung" ujar Bapak Santoso.
Perbedaan kopi Desa Sumberagung dengan kopi Desa lainnya adalah terletak pada ketinggian tanamanya, di Desa Sumberagung tanaman kebun kopi di tanam dari ketinggian sekitar 600 meter. Sehingga rasa yang dihasilkan oleh tanamannya pun pasti berbeda. Macam -- macam kopi yang dijual oleh para kelompok tani kopi adalah kopi robusta. Bapak Santoso mengatakan " Kopi yang dijual adalah kopi robusta karena hasilnya melimpah dan perawatanya mudah, berbeda dengan kopi arabica perawatanya lebih susah" ujar beliau. Selain itu cara mempertahankan tanaman kebun kopi ini adalah dengan perawatan dengan pupuk organik.