KKN Kolaboratif 2024
Uiniversitas islam negri kiai haji ahmad siddiq jember, universitas islam jember, universitas dr. Soebandi, universitas al-falah as-suniyah, universitas PGRI argopuro jember
Stunting merupakan masalah SURABAYA Provinsi Jawa Timur masih menarik perhatian Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam hal populasi bayi stunting. Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, Provinsi Jawa Timur sangat padat penduduk sehingga anak stunting secara jumlah masih besar meskipun prevalensinya selalu menurun. Tiga kabupaten yang menjadi kontributor atas tingginya prevalensi stunting di Jatim adalah Kabupaten Jember, Situbondo, dan Kabupaten Bondowoso. Prevalensi stunting di Kabupaten Jember menurut SSGI tahun 2022 masih bertengger di angka 34,9 persen. Sementara itu, Situbondo masih berada di angka 30,9 persen dan prevalensi stunting Kabupaten Bondowoso masih di angka 32 persen (SSGI 2022). Terdapat banyak aspek yang memengaruhi tingginya angka stunting. Selain karena faktor kemiskinan ekstrem, ada pula persoalan belum adanya pemahaman yang sama antar pemangku kepentingan serta kurangnya ketersediaan alat kesehatan serta terbatasnya keterampilan kader dalam komunikasi dan teknis pengukuran.
 Dari banyaknya angka stunting didaerah Jember maka pemerintah jember memberikan asumsi kepada mahasiswa untuk mengangkat tema stunting ini sebagai faktor utama yang kita kerjakan dan dalam ranah itu kkn kolaboratif 091 mengerjakan program yang dilaksanakan pada minggu ke 1 sebagai pemula program kerja kkn kolaboratif desa kaliwining. Program kerja ini melibatkan seluruh anggota kkn kolaboratif, para kader posyandu, para kasun se kaliwining dan perangkat kantor penyuluhan KB. Dalam proses program kerja mengenai pendataan stunting didesa kaliwining pertama kami mendata stunting pada para kader di desa kaliwining untuk meminta data terkait timbangan bumil, balita, butita, dan pus dari situ kita bisa melihat data stanting. Di hari berikutnya yaitu pada hari kamis 25 agustus 2024 kami beberapa tim mengunjungi kecamatan yaittu pada bagian penyuluhan KB untuk meminta seluruh data stanting dan timbangan desa kaliwining untuk direvisi dan ditambahi jika data itu salah/ kurang. Dalam proses ini kita menghabiskan waktu cukup lama yautu kurang lebih satu minggu.Â
 Dalam mendata stanting didesa kaliwining juga melibatkan kasun RT dan RW didesa kaliwining untuk mengetahui dimana saja tempat para posyandu yang disini dinamanakan posyandu bougenvil. Pendataan ini diproses dengan menggunakan aplikasi spreadsheet dengan tujuan supaya semua bisa mengaksses dan hasilnya menjadi 1 didalam drive. Kita membagi kelompok kita menjadi 3 kelompok dengan data yang terkumpul yaitu 14 tim krs data stanting dari 20 posyandu bougenvil yang ada didesa kaliwining. Dari data itu kami membagi dengan kelompok 1 mulai dari data 1-5 tim yang terdiri dari posyandu 29 -- 35 dan kelompok 2 yang memegang 6-9 tim yang terdiri dari 22-28 posyandu bougenvil dan terakhir kelompok 3 yang memegang tim 10-14 dengan 16-21 posyandu bougenvil.Â
Hasil dari satu miggu proker kita membuahkan data dari seluruh posyandu desa kaliwining data ini dijadikan satu dengan keterangan data didalamnya mencantum nama sasaran, nama orangtua, alamat, tim, ketua tpk, nik, bobot perbulan, kondisi jamban, keterangan bumil butita balita PUS. Dalam pendataan ini memiliki kendala dalam kondisi komunikasi terhadap kasun dan kader" posyandu dan juga pencarian alamat posyandu disetiap bougenvil hal ini membuat berjalannya program kerja kita membutuhkan waktu yang cukup lama. Hasil dari proker posko 091 mengenai stantig ini berjalan dengan lancar dan membuahkan hasil yang cukup memuaskan data sudah ditangan kita dengan data stanting seluruh desa kaliwining.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H