Tanggal 27 Juli 2023, terhitung kurang lebih sudah 10 hari sejak Mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 051 diterjunkan di Desa Sempolan, Kecamatan Silo. Perkembangan Program kerja kelompok 051 sudah menunjukan kemajuan yang cukup signifikan dibuktikan dengan beberapa agenda kegiatan. Salah satunya adalah sosialisasi mengenai produk olahan makanan pencegah stunting. Adapun kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari Program Kerja kelompok 051 KKN Kolaboratif 2023 dengan mengusung tema Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk penekan angka stunting di Desa Sempolan. Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh para kader Posyandu Desa Sempolan yang berjumlah sekitar 32 orang serta beberapa tamu undangan dari P3KB Kecamatan Silo, dan Promkes Puskesmas Silo 1. Â
     Berbicara mengenai stunting, Indonesia menempati urutan ke-5 sebagai negara dengan tingkat stunting tertinggi di Dunia. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi dalam laporanya kepada Presiden Joko Widodo (25/1/23), angka stunting di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 21,6%. Angka ini masih terbilang cukup tinggi. Stunting menurut World Health Organization (WHO) merupakan gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai. Sedangkan menurut KEMENKES, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standar. Faktor penyebab stunting cukup beragam mulai dari gizi buruk, faktor genetik, hingga faktor lingkungan. Dampak yang ditimbulkan oleh stunting cukup banyak, diantaranya adalah anak menjadi mudah sakit, postur tubuh yang tak maksimal, hingga berkurangnya kemampuan kognitif anak.  Berbagai dampak buruk yang ditimbulkan dari stunting, menjadikan stunting di Indonesia sebagai masalah krusial yang perlu segera diatasi.
     Pemaparan materi sosialisasi dilakukan oleh anggota mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 051. Berbekal keinginan kuat untuk membantu menekan angka stunting di Desa Sempolan, Kelompok KKN Kolaboratif 051 menyusun program kerja untuk membuat terobosan baru dengan menciptakan produk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa rolade tahu, dengan tambahan ikan lele dan sayuran sebagai sumber protein dan vitamin tambahan yang diberi nama Rotale, yakni merupakan kependekan dari Rolade Tahu dan Lele.
     Rotale dibuat dengan menghaluskan tahu beserta daging ikan lele yang telah dikukus, ditambah tepung terigu dan roti tawar serta beberapa bumbu penyedap sesuai selera. Tak lupa memasukan sayuran seperti irisan wortel dan daun kelor, aduk merata kesemua bahan kemudian gulung dengan telur dadar dan bungkus dengan daun pisang lalu kukus selama 30 menit hingga matang. Setelah matang, diamkan sejenak kemudian potong sesuai selera, setelah itu rolade siap untuk dihidangkan.
     Alasan dipilihnya tahu sebagai bahan baku rolade adalah karena tahu kaya akan protein dan bebas kolesterol, disebutkan bahwa tahu juga mengandung 10% kalsium yang dibutuhkan tubuh manusia. Sedangkan ikan lele dipilih sebagai campuran karena ikan lele juga kaya akan protein dan mengadung sekitar 40% asupan vitamin B12 yang dibutuhkan oleh tubuh. Rotale sangat cocok untuk dimakan anak-anak sebab semua yang terkandung didalamnya dapat membantu menekan angka stunting karena kebutuhan akan protein, kalsium dan vitamin akan terpenuhi dari Rotale. Dengan kegiatan sosialisasi semacam ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya stunting, serta diharapkan dapat membantu menekan angka stunting di Desa Sempolan.
