Semarang- Mahasiswa KKN reguler 83 posko 7 UIN Walisongo mengunjungi rumah produksi kerajinan tas dari benang rajut pada Selasa (29/10/2024) di Kaliputih, Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Kunjungan ini merupakan salah satu program kerja Divisi Ekonomi Kreatif tentang UMKM. Tujuan kunjungan UMKM untuk pelaksanaan survey UMKM di Kelurahan Panjang dan belajar pelatihan pembuatan UMKM tersebut.
Divisi Ekonomi Kreatif melakukan kunjungan ke rumah Ibu Heny Sulistiyorini selaku pemilik usaha kerajinan tas dari benang rajut. Usaha kerajinan tas dari benang rajut dimulai sejak tahu 2018 hingga saat ini. Awal mula usaha kerajinan tas rajut ini karena hobi.
Kerajinan tas rajut ini memiliki banyak motif seperti spike, kerang, sisik buaya. Dan untuk model tas rajut yang dibuat seperti tas jinjing, ransel, dompet. Untuk bahan benang yang dipakai adalah benang nilon, polycherry, dan polyester dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu tas kurang lebih selama 1 minggu.
Pemasaran kerajinan tas rajut ini Ibu Heny Sulistiyorini hanya melalui instagram. Sebelum pandemi Covid-19 kerajinan tas rajut dalam satu bulan bisa terjual kurang lebih 4 tas, namun setelah Covid-19 penjualan mengalami penurunan.
“Dulu sebelum Covid, dalam sebulan saya bisa menjual 4 tas, namun sekarang mengalami penurunan” tutur Ibu Heny Sulistiyorini.
Nama brand untuk kerajinan tas dari benang rajut adalah @Hen.Craft. Harga tas yang dijual sekitas Rp 100.000 – Rp 350.000 tergantung dari ukuran dan model tas. Untuk pembayaran kerajinan tas rajut bisa secara cash dan cashless. Ibu Heny Sulistiyorini juga melayani pembuatan tas sesuai dengan request dari pembeli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H