Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) saat ini tengah menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di beberapa kecamatan di Kabupaten Karawang. Salah satunya adalah Kelompok KKN Unsika yang terdiri dari 15 mahasiswa dengan 1 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang berada di Desa Pulosari, Kecamatan Talagasari, Kabupaten Karawang. Demi mengentas rendahnya literasi mahasiswa KKN Unsika merancang program kerja Taman Baca berkolaborasi dengan Perpusling (Perpustakaan Keliling) beriringan dengan lomba mewarnai yang telah terlaksana pada Kamis (25/7/2024) di SDN Pulosari. Desa Pulosari, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang.
Melalui ciri-ciri Perpusling dapat disimpulkan bahwa Perpusling adalah perpustakaan yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan dan membawa bahan pustaka serta memberikan layanan jasa perpustakaan kepada pengguna di daerah yang tidak terjangkau oleh perpustakaan umum/menetap (Sulistiyo-Basuki, 1991:48).
Di SDN Pulosari sudah memiliki perpustakaan namun minat membaca yang kurang disebabkan perkembangan teknologi yaitu keseruan untuk bermain gadget menggeser buku-buku yang dapat menambah pengetahuan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa minat membaca buku di Indonesia masih sangat rendah seperti fakta yang disampaikan oleh UNESCO, Indeks minat baca masyarakat Indonesia berada di 0,001% atau setara dengan 1,000 orang Indonesia, dengan hanya 1 orang yang rajin membaca. Dengan adanya kegiatan Perpusling seperti apa yang disampaikan dalam buku Panduan Penyelenggaraan perpustakaan keliling dalam Amriana (1999) tugas dan fungsi perpustakaan keliling adalah mempromosikan layanan perpustakaan kepada masyarakat.
“Aku berpikir dengan adanya perpustakaan keliling merupakan salah satu pendukung pembelajaran sebagaimana esensi dari pendidikan formal/pendidikan masyarakat sesuai dengan prodi aku sehingga kegiatan ini dapat diusulkan sebagai salah satu program kerja,” Ucap Rega selaku Penanggung Jawab Program Kerja Taman Baca KKN Unsika.
“Meskipun sempat bingung pada awal perencanaan program kerja, mengingat aku belum memiliki pengalaman tetapi kegiatan ini berjalan dengan baik berkat kerjasama tim, aku berharap adik-adik SDN Pulosari agar terus memiliki antusias yang tinggi dalam belajar terutama dalam membaca. Hal ini dikarenakan pada saat ini jiwa mereka yang masih energik dan perlu diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang positif salah satunya adalah Program Kerja Taman Baca” tambah Rega.
Stefhanny yang juga bertanggung jawab dalam program kerja ini juga menyampaikan pendapatnya, “karena aku sudah mengetahui proses pengurusan peminjaman Perpusling sehingga aku berinisiatif untuk mengadakan program kerja ini, aku membuat surat lalu menyerahkannya ke PERPUSDA. Alhamdulillah, semua akomodasi dan transportasi diberikan secara gratis sehingga dapat menunjang tujuan aku yang tidak lain bertujuan untuk meningkatkan minat baca di SDN Pulosari.”
“Aku tadi baca buku ‘Ayo Bilang Tolong’, bukunya tentang belajar minta tolong dan aku senang banget karena jadi semangat baca buku” ucap Mila siswa kelas 5 SDN Pulosari.
Di SDN Pulosari sudah memiliki perpustakaan namun minat membaca yang kurang disebabkan perkembangan teknologi yaitu keseruan untuk bermain gadget menggeser buku-buku yang dapat menambah pengetahuan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa minat membaca buku di Indonesia masih sangat rendah seperti fakta yang disampaikan oleh UNESCO, Indeks minat baca masyarakat Indonesia berada di 0,001% atau setara dengan 1,000 orang Indonesia, dengan hanya 1 orang yang rajin membaca. Dengan adanya kegiatan Perpusling seperti apa yang disampaikan dalam buku Panduan Penyelenggaraan perpustakaan keliling dalam Amriana (1999) tugas dan fungsi perpustakaan keliling adalah mempromosikan layanan perpustakaan kepada masyarakat.
Di sisi lain, ada juga kegiatan yang dilaksanakan untuk siswa kelas 1-2 yaitu lomba mewarnai bertajuk “You Can Dream It, You Can Do It!” dengan tujuan untuk membuat anak berani bermimpi dan mewujudkannya.
Penelitian yang dilakukan oleh New York University (NYU) yang menunjukkan bahwa memasuki umur 5 tahun, banyak anak perempuan yang mulai membentuk keyakinan dimana mereka membatasi diri dengan berpikir bahwa mereka tidak secerdas atau semampu anak laki-laki. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Dream Gap untuk anak-anak perempuan masih ada. Penelitian terbaru dari NYU juga menunjukkan bahwa tantangan tersebut bukan terletak pada kurangnya rasa percaya diri atau semangat pada anak perempuan, namun justru kesenjangan seringkali terjadi dalam lingkungan di sekitar mereka. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap minat anak-anak dalam menempuh pendidikan tinggi dan mewujudkan impian mereka. Anak laki-laki juga tidak menutup kemungkinan dapat mengalami hal yang sama apabila lingkungan tidak membentuk dan mendukung mereka untuk menggapai cita-citanya.
Oleh sebab itu, dalam rangka mengentas Dream Gap mahasiswa KKN Unsika di Pulosari mengadakan lomba mewarnai gambar profesi-profesi yang dapat memantik semangat siswa/siswi SDN Pulosari untuk merencanakan cita-cita mereka dengan alasan yang kuat dan mantap sehingga di kemudian hari dapat mewujudkannya. Seperti yang disampaikan oleh Naufal siswa kelas 2 yang terpilih dengan hasil mewarnai yang apik, “Aku mau jadi Hafidz Al-Qur’an karena mau bisa membaca Al-Qur’an.”
“Aku berharap melalui diadakannya lomba mewarnai ini siswa/siswi SDN Pulosari punya sesuatu untuk dijadikan tujuan sehingga ketika mereka beranjak remaja, mereka tidak terombang-ambing dengan pertanyaan ‘setelah lulus, aku mau jadi apa ya?’ atau ‘aku harus apa ya di umur aku sekarang?’ atau jangan sampai mereka hilang minat untuk mewujudkan cita-cita dan impian mereka. Aku berharap melalui lomba mewarnai ini, mereka bisa menetapkan cita-cita dan berusaha menggapainya,” ucap Salsabila Mahasiswa KKN Unsika yang memandu kegiatan lomba mewarnai.
Program Kerja Taman Baca dan Lomba Mewarnai ini adalah wujud nyata kontribusi dan Mahasiswa KKN Unsika dan Dinas Perpustakaan Kabupaten Karawang dalam meningkatkan minat literasi dan memupuk semangat belajar anak-anak SDN Pulosari untuk mengejar cita-citanya serta menempuh pendidikan sampai ke perguruan tinggi.
Penulis: Siti Salsabila
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H