Scabies, yang juga dikenal sebagai kudis, merupakan penyakit kulit menular yang sering terjadi di lingkungan pesantren. Penyakit ini disebabkan oleh tungau yang bersarang di lapisan epidermis kulit, menyebabkan gatal parah terutama di malam hari. Sanitasi individu dan lingkungan menjadi kunci utama dalam pencegahan scabies.
Selain itu, kekurangan darah juga menjadi perhatian khusus, terutama di kalangan santri remaja. Kondisi ini dapat disebabkan oleh asupan gizi yang tidak memadai atau perubahan hormonal seperti menstruasi. Gejala yang sering dialami dikenal dengan istilah 5L: lemas, lemah, letih, lesu, dan lunglai.
Mahasiswa KKN menekankan pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah scabies. Mereka juga memberikan tips pengobatan alternatif menggunakan bahan-bahan alami seperti daun sirih dan minyak kelapa.
Dalam sesi tablet tambah darah, para santri, terutama santriwati, mendapat informasi tentang pentingnya zat besi dan makanan kaya zat besi untuk mencegah anemia. Mahasiswa KKN berharap edukasi ini dapat meningkatkan kesadaran santri akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
Meskipun terkendala pemadaman listrik yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, acara yang dihadiri 15 santri ini tetap berjalan lancar. Pengurus pesantren menyambut baik inisiatif ini dan berharap dapat memberikan manfaat bagi santrinya..
Dari sosialisasi ini, diharapkan pengetahuan yang diberikan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari para santri, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan pembelajaran mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H