Pertanian jeruk juga dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi warga Sidomulyo. Dengan hasil panen yang melimpah, pendapatan masyarakat meningkat, sehingga kesejahteraan mereka pun turut terangkat. ”Jeruk sebagai komoditas utama desa ini telah meberikan dampak yang signifikan bagi warga, terutama mengangkat derajat ekonomi.” tutur Bapak Sulistiyono selaku sekretaris Desa Sidomulyo.
”Banyak dari petani yang mampu menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke jenjang yang lebih tinggi berkat hasil dari budidaya jeruk ini”, imbuh beliau yang akrab disapa Pak Lis ini. Selain itu, aktivitas ekonomi di desa ini juga berkembang seperti adanya usaha pengolahan jeruk menjadi produk olahan seperti jus, selai, dan manisan.
Keberhasilan budidaya jeruk di Desa Sidomulyo juga membuka peluang untuk mengembangkan wisata agro. Wisatawan dapat diajak untuk berkeliling kebun jeruk, belajar tentang proses budidaya, hingga menikmati segarnya jeruk yang dipetik langsung dari pohonnya. Ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat, tetapi juga memperkenalkan potensi desa kepada khalayak yang lebih luas.
Meskipun demikian, para petani jeruk di Sidomulyo juga menghadapi berbagai tantangan, seperti fluktuasi harga jeruk di pasaran, serangan hama, dan perubahan iklim. Namun, dengan semangat gotong royong dan dukungan dari pemerintah, mereka optimis dapat terus mengembangkan pertanian jeruk yang berkelanjutan.
Desa Sidomulyo di Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan inovasi, pertanian jeruk dapat menjadi sumber penghidupan yang menjanjikan. Semoga keberhasilan ini dapat menginspirasi desa-desa lain untuk mengembangkan potensi agrikultur mereka masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H