Jumat, 26 juli 2024 Â Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri inisiatif terpogram (MIT) 18 posko 11 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Mengadakan Ngaji moderasi Beragama dengan mengangkat tema " melestarikan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat yang beragam" dengan menghadirkan pemateri dari Dosen UIN Walisongo, Bapak Badruzzaman. Seminar ini diadakan di masjid al hidayah dengan dihadiri oleh ibu-ibu pengajian Jamaah Aisyiah dan termasuk tokoh agama bapak KH. Ahmad Suyuthi sebagai Takmir Masjid al Hidayah dan perangkat desa, bapak ali imron.
Seminar ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya moderasi dalam beragama. Di era globalisasi ini, isu moderasi beragama kian menjadi semakin relevan dalam menjaga kerukunan dan harmoni di tengah keberagaman. Acara ini merupakan bagian dari progam kerja KKN MIT 18 Posko 11 yang berfokus pada peningkatan kesadaran sosial dan keagamaan di masyarakat.
Acara dimulai pada pukul 13.30 WIB dengan pembukaan oleh MC yang menyambut semua peserta ngaji moderasi beragama dengan bersama sama memulai acara dengan bacaan basmalah. Setelah acara pembukaan selesai, acara ini dilanjutkan dengan sambutan, sambutan yang pertama disampaikan oleh bapak ali imron sebagai perwakilan dari perangkat desa yang mengapresiasi dengan adanya acara ini, sehingga berharap acara ini dapat meningkatkan pemahaman penerapan tentang pentingya sikap moderasi beragama.
 Pada sambutan yang kedua disampaikan oleh Koordinator desa KKN MIT 18 Posko 11 UIN Walisongo Semarang Alwi Asnawi. Dalam sambutanya alwi menyampaikan rasa terima kasihnya terhadap para hadirin yang telah hadir dalam acara ngaji moderasi beragama dan berharap acara ini dapat berjalan dengan lancar.
Setelah sambutan acara ini dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh bapak badruzzaman, beliau menyampaikan materi dengan interaktif sehingga para audiens terlihat antusias dalam mendengarkan materi yang diberikan. Dalam ceramahnya beliau menjelaskan bahwa konsep moderasi dalam islam di istilahkan dengan Washatiyah yang artinya adalah pertengahan, lanjutnya beliau memperumpamakan seperti wasit sepakbola, ia tidak boleh berat sebelah, harus adil dengan tidak condong ke salah satu tim yang ada. Berislam seyogyanya mengikuti konsep wasathiyah (moderat) tidak kaku, lebih humanis sehingga dapat mengayomi semua lapisan social, baik suku, ras bahkan agama.
Acara ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh bapak KH Ahmad Suyuthi dan diikuti dengan sesi foto bersama. Dengan terlaksananaya ngaji moderasi beragama ini, mahasiswa KKN MIT 18 Posko 11 UIN Walisongo menunjukan komitmen dalam upaya mengedukasi masyarakat menuju kehidupan yang lebih rukun dan harmonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H