Mohon tunggu...
KKN TIM1
KKN TIM1 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tim 1 KKN UNDIP 2023/2024 di Desa Pakembaran, Kec. Warungpring, Kab. Pemalang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tangani Isu Sampah: Mahasiswa Tim 1 KKN UNDIP Gelar Sosialisasi Green Village dengan Optimalisasi Pengolaan Sampah

8 Februari 2024   19:07 Diperbarui: 8 Februari 2024   19:12 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Mahasiswa Tim 1 KKN UNDIP

Pemalang, 8 Februari 2024

Masalah sampah di Pemalang menjadi salah satu isu yang sangat serius akhir-akhir ini. Tidak adanya TPS yang aktif beroperasi di Pemalang mengakibatkan Pemerintah Kabupaten menginstruksikan kepada desa bahwa sampah harus bisa diproses lebih lanjut pada lingkup rumah tangga dan desa.

Sebagai bentuk penanganan masalah sampai ini, Mahasiswa KKN TIM I UNDIP menginisiasi solusi alternatif nan produktif dengan optimalisasi pengelolaan sampah melalui bank sampah dan budidaya maggot. Model pengelolaan bank sampah ini berfokus pada penilaian ekonomi sampah sehingga memiliki nilai ekonomis.

Dengan memanfaatkan Black Soldier Fly (BSF), sampah organik yang didekomposisi kemudian dapat  dijadikan pakan ternak. Proses ini membantu mengubah sampah bahan organik yang sudah mati diuraikan menjadi substansi organik atau anorganik yang lebih sederhana, seperti karbon dioksida, air, gula sederhana, dan garam mineral. Dimana sampah organik akan menjadi produk yang lebih stabil dan berguna, serta dapat diintegrasikan dalam upaya daur ulang atau pengelolaan limbah organik untuk keperluan pertanian atau pakan ternak. Maggot dari BSF ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama telur lalatnya bernilai jual signifikan. Menggunakan maggot sebagai pakan ternak telah menjadi hal yang tidak asing karena merupakan salah satu opsi pakan alternatif dengan kandungan protein tinggi untuk ternak, unggas, dan ikan.

Penerapan metode dekomposisi sampah organik melalui metode maggot ini pun cukup sederhana, di mana sampah organik yang telah terkumpul dan terpilah dari masyarakat akan diberikan ke sekumpulan maggot untuk diurai selama 24 jam. Setelah mengurai sampah, maggot akan bermetamorfosis menjadi lalat. Lalat jantan akan mati secara alami, sementara lalat betina akan bertelur dan dapat dibudidayakan kembali.

dok. pri
dok. pri

Mekanisme pengelolaannya adalah dengan memilah sampah sejak tingkatan rumah tangga, kemudian diserahkan dan dikumpulkan ke pengepul, lalu ditimbang, dan hasilnya dicatat dalam buku tabungan di Bank Sampah Unit. Sementara, untuk sampah organik akan diuraikan terlebih dahulu menggunakan maggot di lingkup rumah tangga. Setelah itu maggot yang sudah siap panen akan dijual ke pihak pengelola untuk dijual kembali ke konsumen. Penjualan maggot dari rumah tangga ke pihak pengelola pun menggunakan sistem yang serupa dengan bank sampah yaitu dalam bentuk tabungan. Tabungan ini dapat dimanfaatkan oleh nasabah (warga) sebagai tambahan sumber pendapatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun