Minggu, 2 Februari 2019 warga Kecamatan Musuk dengan gegap gempita menghadiri acara Musuk Menari yang diselenggarakan di Tikungan Cinta, Dukuh Cluntang, Kabupaten Boyolali oleh mahasiswa KKN PPM UGM (JT-261) dengan Dosen Pembina Lapangan Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc yang terbagi dalam tiga sub unit (Cluntang, Kembang Sari dan Sruni) dan bekerjasama dengan sanggar tari Saleho 86 yang sudah tersohor dengan kapabiltasnya dalam bidang seni dan telah banyak melahirkan musisi berbakat seperti Abah Lala.Â
Acara Musuk Menari dimulai pada pukul 13.30 sampai 15.00 WIB dengan penanggungjawab Benedick Adi dan Ade Widya Maharani dibantu oleh satu unit tim KKN PPM JT-261. Dilatarbelakangi oleh keinginan mahasiswa untuk meningkatkan kepedulian dan membantu melestarikan kesenian daerah Boyolali serta merupakan sarana bersosialisasi dengan warga Musuk.
Tari-tarian ini merupakan tarian khas yang berasal dari Boyolali dan merupakan seni tradisional warga desa yang bermukim di lereng gunung merapi. Tari campur bawur erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat Jawa seperti nyadaran, upacara inisiasi, upacara tolak bala yang diselenggarakan pada tempat dan waktu yang khusus, dan berbagai sarana atau peralatan yang khusus pula, tarian ini biasanya diringi dengan alat musik gamelan.Â
Tari Topeng Ireng merupakan tarian energik yang bercirikan dengan hentakan dan tenaga di setiap gerakannya. Kostumnya terbuat dari bulu-bulu ungags dan di beri warna dimana disekelilingnya di beri aksesoris artistik dengan kombinasi warna-warna dasar yang mencolok seperti warna kuning, hijau, merah bahkan warna emas dan perak. Pada aksesoris kaki ada hiasan yang dapat menimbulkan suara gemerincing setiap kali kaki di gerakan, tarian ini adalah simbol dari prajurit kraton dalam melawan penjajah.Â
Sedangkan tarian Buto Gedruk melambangkan kemarahan raksasa atau buto. Terakhir, tarian modern dance dibawakan oleh pemuda Dukuh Gegermoyo dengan bimbingan dari mahasiswa KKN PPM UGM Ade Widya. Selain persembahan tari-tarian, terdapat pula stand organisasi STOMATA yang menjajakan cinderamata dari barang bekas dan produk olahan mawar dari Putri Mawar.
Penyunting: Benedick Adi (Ilmu Hukum)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H