Bunga mawar merupakan bunga yang identik sebagai lambang cinta dan romansa di seluruh pelosok dunia. Namun, bunga berduri ini ternyata tidak hanya dinikmati untuk keindahannya saja, tetapi juga mempunyai banyak manfaat, antara lain untuk kesehatan, kecantikan dan nilai ekonominya.Â
Berlimpahnya jumlah budidaya bunga mawar di Kecamatan Musuk, Boyolali menjadikan bunga ini salah satu bahan utama dari berbagai produk olahan di desa ini. Sedikitnya ada empat desa penghasil mawar di Kecamatn Musuk, yakni Cluntang, Mriyan, Kembangsari, dan Sruni.
Selama ini, pemanfaatan bunga mawar di Musuk utamanya dijual dalam bentuk bunga tabur untuk kuburan maupun ritual pernikahan. Setelah itu, mawar dapat juga diolah menjadi berbagai produk makanan dan minuman seperti teh, sirup, dan keripik. Selain diolah untuk dikonsumsi, mawar juga memiliki potensi besar untuk dijadikan bahan keterampilan yang berdaya jual.Â
Sayangnya, potensi ini belum secara maksimal digali lebih dalam oleh warga Sruni. Maka dari itu, Tim KKN PPM UGM JT-261 berupaya untuk mengadakan pelatihan keterampilan yang memanfaatkan bunga mawar bagi siswa SDN 02 Sruni untuk menuangkan kreativitas mereka serta mengembangkan jiwa wirausaha sejak dini.
Mengenai Oshibana
Selain terkenal akan bunga sakuranya, Jepang juga memiliki teknik pengeringan bunga yang dikenal dengan nama Oshibana. Dalam bahasa Indonesia, Oshibana memiliki makna 'bunga tekan' atau 'bunga press'. Kata tersebut merujuk pada proses pembuatannya, yakni bunga yang di-press, lalu dibiarkan hingga kering dengan sendirinya.Â
Dalam proses Oshibana, bunga tidak dikeringkan dengan bahan kimia apapun, melainkan ditumpuk dalam berlapis-lapis kertas dan busa dengan tujuan menyerap kandungan air yang ada dalam kelopak.Â
Setelah disusun dalam kertas dan disegel dalam plastic zip, bunga ditumpuk di bawah benda yang berat seperti papan kayu selama beberapa hari. Proses ini memakan waktu rata-rata satu minggu untuk pengeringan yang sempurna.
Bunga-bunga yang telah dikeringkan tersebut dapat digunakan untuk membuat berbagai macam keterampilan. Umumnya jenis kerajinan yang dibuat berbentuk pembatas buku, kartu ucapan, maupun lukisan.Â
Bunga kering ditempel di kertas atau kain dengan menggunakan lem. Bunga-bunga kering tersebut pun dapat dibentuk menjadi berbagai macam bentuk yang indah. Dalam program yang dilaksanakan KKN PPM UGM JT-261, mahasiswa mengajarkan teknik Oshibana kepada siswa SD untuk kemudian dibentuk pembatas buku yang memiliki daya jual.
Pelatihan Keterampilan di SDN 02 Sruni
Setelah dijelaskan, siswa pun langsung mengikuti langkah-langkah yang dicontohkan. Hasil tumpukan bunga yang sudah dimasukan plastik oleh siswa pun dibawa pulang untuk dikeringkan lebih lanjut di rumah.
Kemudian, pelatihan dilanjutkan dengan pembuatan pembatas buku dengan menggunakan bunga yang sudah dikeringkan sebelumnya. Siswa diberikan sejumlah kertas, bunga kering, lem, dan alat mewarnai untuk mengkreasikan pembatas buku dalam waktu 45 menit.Â
Setelah proses pengeringan dan pembuatan pembatas buku usai, pelatihan ditutup dengan kuis singkat mengenai langkah-langkah pengeringan untuk menguji penguasaan siswa terhadap materi pelatihan.
Penulis: Diva Sarasvati (Manajemen)
Penyunting: M. Haikal Satria (Ilmu Ekonomi), Farros Daneswara (Ilmu Hukum)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H