Kelompok KKN MMK Kolaboratif 5 UIN Semarang dan Bandung mengadakan sesi berbagi pengetahuan tentang pubertas dan bahaya pernikahan dini yang bertempat di GOR Balai Desa Banaran. Kegiatan ini melibatkan 22 remaja berusia 12-15 tahun, sebagai bagian dari upaya komunitas untuk mengatasi masalah pernikahan dini yang marak di desa tersebut.
Acara dimulai dengan observasi titik permasalahan terkait pernikahan dini dan penyelarasan informasi dengan perangkat desa. Kegiatan diawali dengan pengisian daftar hadir dan pretest untuk mengukur pengetahuan awal peserta. Kemudian, peserta diberikan penjelasan mendetail mengenai pubertas dan organ reproduksi, serta bahaya pernikahan dini dari segi biologi, hukum, dan agama.
Selanjutnya, peserta menonton film yang relevan dengan materi pubertas dan pernikahan dini. Film ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman peserta melalui visualisasi. Setelah pemutaran film, sesi tanya jawab dan sharing dilakukan untuk memberi kesempatan peserta bertanya dan berdiskusi.
Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta mengenai perubahan tubuh selama pubertas dan bahaya pernikahan dini. Para remaja menunjukkan antusiasme dan kemampuan yang lebih baik dalam menjawab pertanyaan terkait materi.
Kegiatan ini menekankan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi sebagai fondasi untuk membuat keputusan yang bijaksana dan mengurangi pernikahan dini, serta dampaknya seperti stunting. Desa Banaran berharap melalui kegiatan ini, pengetahuan dan kesadaran remaja mengenai pubertas dan pernikahan dini dapat meningkat, membantu mereka menghadapi masa depan dengan lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H