Bandung Barat -- Pondok Pesantren Darul Inayah Kertawangi, Kecamatan Cisarua berinisiatif mengembangkan jiwa religi, lestari dan wirausaha santri melalui Greenhouse (Baca: Rumah Hijau) khusus Bunga Mawar di pekarangan kompleks pondok.
Greenhouse Mawar seluas 15 meter persegi ini telah eksis sejak lima tahun lalu di kompleks Pesantren Darul Inayah. Taman kecil ini dikelola mandiri oleh para santri Ponpes Darul Inayah. Konsep 'greenhouse ala santri' menjadi daya tarik tersendiri bagi pesantren yang tengah merintis kurikulum pendidikan keagamaan salaf (klasik) berbasis Tahfidz al-Qur'an, lingkungan dan kewirausahaan sejak tahun 2003 ini.
"Secara pribadi, Saya justru senang dengan adanya greenhouse ini. Sebab, selain Saya bisa belajar ilmu agama, juga bisa belajar mawar dan berkhidmah pada pondok", ungkap Tri Laksono Ahmadanil salah satu santri pengelola greenhouse.
Tak sekadar merawat, greenhouse swadaya santri ini juga melakukan pembibitan mawar dengan teknik stek batang. Pemupukannya biasanya dilakukan dengan frekuensi sekali dalam satu minggu. Bibit mawar ditanam secara berkelompok berdasarkan warna bunganya. Varian warna bunga mawar di greenhouse ini antara lain putih, merah, merah muda, kuning dan oranye.
"Saat musim panen, bunga mawar dapat dipetik dua hari sekali untuk dijual pada bandar (baca: pengepul) dengan kisaran harga 15 ribu hingga 30 ribu per kodi. Laba hasil penjualan bunga mawar dialokasikan ke pondok pesantren sebagai tambahan biaya makan untuk para santri", papar (nama santri) dalam wawancara (Jumat, 1/7).
Keberadaan greenhouse swadaya santri ini selain membawa manfaat edukasi dan agribisnis, juga membawa manfaat bagi lingkungan sekitar, baik dari sisi pelestarian tanaman hias ataupun peningkatan kualitas udara. Manfaat lain yang bisa didapat misalnya manfaat estetika yang memperindah tata ruang area pesantren. (FNH/SNA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H