MARGOMULYO, - Tim KKN Posko 37 UIN Walisongo Semarang mengadakan pelatihan kreasi pemanfaatan limbah minyak jelantah bersama Ibu PKK Desa Margomulyo pada Senin, 15/07/2024. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di kantor balai desa Margomulyo pukul 16.00 wib.
Pelatihan kreasi ini berawal dari adanya fenomena pembuangan bekas minyak penggorengan atau minyak jelantah begitu saja. Melihat fenomena tersebut kemudian TIM KKN Posko 37 mencoba mengolahnya agar menjadi sesuatu yang baru dengan memanfaatkannya menjadi lilin aromatherapy.
Dipandu oleh tiga pemateri dari tim KKN Posko 37 UIN Walisongo Semarang. Sebelum adanya pelatihan, tidak lupa untuk menjelaskan bahayanya minyak jelantah bilamana dipakai kembali untuk penggorengan. Selain karena tidak baik untuk kesehatan, minyak jelantah berpotensi memicu adanya penyakit kanker.
Dalam proses pembuatan lilin aromatherapy, membutuhkan tiga bahan yaitu essential oil, parafin, dan minyak jelantah sebagai bahan utama.
"Minyak disaring terlebih dahulu agar lebih jernih kemudian direndam dengan arang selama 24 jam. Baru minyak hasil rendaman bisa dipanaskan bersama parafin dan essential oil," ungkap Elsa Nuraprilia, salah satu pemateri KKN Posko 37 UIN Walisongo.
Adapun tanggapan dari Pembina Ibu PKK Desa Margomulyo, Ibu Hj. Sulasmi mengatakan bahwa "Minyak jelantah bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat," tuturnya.
Melihat respon antusiasme Ibu PKK dalam proses pembuatan lilin aromatherapy, diharapkan pelatihan kreasi ini dapat dijadikan satu ide untuk menambah nilai ekonomis, maupun mengurangi limbah minyak jelantah yang pasti dihasilkan setiap rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H