Mohon tunggu...
KKN UIN WS Sragen
KKN UIN WS Sragen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN MIT 14 UIN Walisongo Semarang 2022 Kelompok 42 Kel. Jatibatur, Kec. Gemolong, Kab. Sragen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Artikel Opini - Peran Posyandu dalam Pencegahan Stunting pada Anak

22 Agustus 2022   17:30 Diperbarui: 22 Agustus 2022   17:31 2129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi salah satu pusat perhatian masyarakat Indonesia.

Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, hal ini juga disebabkan oleh adanya gangguan dimasa yang akan datang yaiti mengalami kesulitan ketika mulai mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.

Anak stunting mempunyai Intelligence Quotient (IQ) lebih rendah dibandingkan rata-rata IQ anak normal lainnya. (Kemenkes RI,2018)

Stunting didefinisikan sebagai keadaan dimana status gizi pada anak menurut TB/U dengan hasil nilai Z Score =<-2 SD, hal ini menunjukkan lbahwa keadaan tubuh yang pendek atau snagat penddek dari gagal nya pertumbuhan.

 Stunting pada anak juga menjadi salah satu dari faktor risiko terjadinya kematian, masalah perkembangan motoric yang rendah, kemampuan berbahasa yang rendah, dan adanya ketidakseimbangan fungsional (Anwar,Khomsan,dan Mauludyani,2014)

Stunting menjadi masalah akan gagal tumbuh yang dialami oleh bayi dibawah usia lima tahun yang mengalami kurang gizi semenjak di dalam kandungan hingga awal bayi lahir, stunting sendiri akan mulai Nampak ketika bayi berusia dua tahun (menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2017). 

Sesuai dengan yang di kemukakan oleh Schmidr bahwa stunting merupakan masalah dari kurang nya gizi dengan periode yang cukup lama sehingga muncul gangguan pertumbuhan tinggi badan pada anak yang lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standart usia nya (Schmidt, 2014).

Status gizi yang buruk pada bayi dan ibu hamil merupakan faktor penyebab utama anak balita mengalami stunting. Penyebab gizi buruk pada ibu hamil dan bayi yang masih sering ditemui seperti pengetahuan ibu yang masih kurang memadai, infeksi berulang kali,sanitasi yang buruk, serta terbatasnya layanan Kesehatan.

Tidak dapat dipungkiri jika terjadi stunting pada anak/balita akan memberikan dampak yang buruk seperti kecerdasan anak yang dibawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak maksimal,sitem imun tubuh anak yang tidak baik sehingga anak mudah sakit, anak akan lebih tinggi beresiko menderita penyakit diabetes, penyakit jantung, store, dan juga kanker. Lalu apa yang harus dilakukan?

Salah satu cara menanggulanginya adalah dengan melalukan monitoring Kesehatan dan perkembangan balita melalui program Pos Pelayanan Terpadu atau sering disebut dengan Posyandu. Peran Posyandu di tengah masyarakat sangatlah besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun