Mohon tunggu...
KKN MIT POSKO 53
KKN MIT POSKO 53 Mohon Tunggu... Jurnalis - UIN WALISONGO SEMARANG

TIM KKN UIN WALISONGO SEMARANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kunjungan Mahasiswa KKN MIT 16 Posko 53 Uin Walisongo ke Pelaku UMKM Kue Rangin di Desa Tejorejo

11 Juli 2023   23:33 Diperbarui: 11 Juli 2023   23:39 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kue rangin merupakan makanan yang menjadi ciri khas dari Kabupaten Kendal. Bahan utamanya dari parutan kelapa, ketan, dan gula. Mahasiswa KKN MIT 16 Posko 53 UIN Walisongo Semarang melakukan kunjungan ke salah satu pelaku UMKM yang terkenal di desa Tejorejo, Ringinarum, Kendal yaitu Bapak Nasrullah. 

Beliau merupakan produsen kue rangin di desa Tejorejo. Beliau masih memepertahankan keoriginalan dari kue rangin yang dibuatnya karena usaha kue rangin itu sendiri merupakan usaha turun temurun dari kakeknya. Pada awalnya kue rangin dibuat hanya untuk menyuguhi tamu dan menjadi oleh-oleh untuk keluarganya sendiri. 

Di mana saat itu belum dijadikan sebagai sebuah usaha makanan. Kemudian muncullah ide usaha untuk mengembangkan kue rangin tersebut agar menjadi oleh-oleh khas kendal supaya lebih dikenal banyak orang. Maka dari itu Pak Nasrullah melanjutkan usaha tersebut yang sekarang dinamai dengan nama kue rangin "ALBANA" khas Kendal. 

Proses pemarutan kelapa dalam pembuatan kue rangin ini masih manual karena untuk mempertahankan cita rasa kue rangin itu sendiri."Kelapa yang diparut dengan menggunakan mesin mengurangi cita rasa dari kue rangin. Karena hasilnya seperti parutan kelapa yang sudah diperas. Makannya saya lebih memilih cara manual".

Dalam sehari dapat menghabiskan 30 butir kelapa yang dikerjakan oleh 6 orang dan dapat memproduksi minimal 300 pcs dengan omset mencapai 12 sampai 15 juta per bulan. Pemasarannya dilakukan di pasar kaget dengan sasarannya yaitu penjual jajanan pagi di pasar kaget. Selain itu, juga sudah dilakukan pemasaran online melalui media sosial seperti instagram, tiktok, dan facebook. Namun, pemasaran online terkendala oleh ketahanan dari produk kue rangin yang hanya bertahan sampai 3 hari.

"Saya sudah pernah melakukan pemasaran lewat live tiktok. Dan alhamdulillah banyak pesanan. Namun, pada saat-saat tertentu seperti lebaran estimasi pengiriman itu tidak sesuai dengan perkiraan. Yang seharusnya sampai dalam waktu 2 hari tetapi malah bisa sampai 3 hari bahkan lebih. Sehingga ketika sampai di tangan pembeli, kie ranginnya sudah basi yang menimbulkan banyak komplain dari pembeli. Dan akhirnya tidak saya lanjutkan".

Dokpri
Dokpri
Pak Nasrullah memiliki keinginan untuk mengembangkan usahanya dengan membuka outlet dan ruko."Saya ingin membuka outlet di pinggir jalan mba. Seperti geprek s**. Rencana saya ingin membuka cabang di ruko pinggir jalan. Doakan ya mba".
Itulah keinginan pak Nasrullah supaya usahanya lebih berkembang dan maju sehingga kue rangin dapat lebih dikenal oleh masyarakat luar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun