Mohon tunggu...
KKN MIT Posko 58 Desa Triharjo
KKN MIT Posko 58 Desa Triharjo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Islam Negeri Walisongo Kota Semarang

Kelompok Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram (KKN MIT) Ke-18 Universitas Islam Negeri Walisongo Kota Semarang tahun 2024.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN MIT Posko 58 Kunjungi Produsen Pati Angkrik di Desa Triharjo untuk Kembangkan Kewirausahaan

26 Juli 2024   23:02 Diperbarui: 14 Agustus 2024   16:21 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fotografer Reny Setiyowati

Desa Triharjo, Rabu 24 Juli 2024 - Tim KKN MIT Tematik UIN Walisongo dari divisi sosial ekonomi mengadakan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Desa Triharjo. 

Tim divisi telah menjumpai beberapa UMKM yang perlu dikembangkan, salah satunya usaha pembuatan Tepung Pati Angkrik. 

Tepung pati angkrik adalah salah satu produk olahan yang sudah dikenal di kalangan masyarakat di Desa Triharjo.  Usaha ini diproduksi oleh Ibu Mujowati yang sudah berjalan selama kurang lebih dari 10 tahun dimulai sekitar tahun 2014. 

Usaha tepung milik Ibu Mujowati diproduksi secara rumahan yang terletak di Jalan Juwero RT 02 RW 05, Desa Triharjo, Kec. Gemuh, Kab. Kendal.

Pembuatan tepung pati angkrik memerlukan beberapa bahan dan alat yang sederhana. Alat yang diperlukan terdiri dari panci, tumbukan, serta kain penyaring, atau bisa juga menggunakan parutan kelapa. Bahan utama yang digunakan adalah air dan umbi angkrik atau umbi garut yang termasuk jenis umbi-umbian, meskipun tidak se-populer ubi ungu, jalar, talas, dan lain-lain. Masa pemanenan umbi angkrik hanya bisa dilakukan sekali dalam setahun dengan hasil panen berkisar antara 7 -- 10 kg.

Proses pembuatan tepung pati angkrik dimulai dengan pemarutan umbi angkrik dan dicampur dengan air. Setelah umbi angkrik diolah proses selanjutnya adalah penyaringan dilakukan dengan cara menunggu selama 30 menit pati atau sari umbi tersebut terpisah dengan air. Setelah itu, air dibuang sehingga yang tersisa adalah pati atau sari. Proses pengeringan pati ini memakan waktu sekitar dua hari jika cuaca panas, dan bisa lebih dari dua hari jika musim hujan.

Langkanya umbi angkrik sebagai bahan baku utama, menjadikan Ibu Mujowati hanya dapat menghasilkan 2 kg tepung pati angkrik dalam satu kali produksi. Kemudian hasil produksi tersebut diperjualbelikan secara lokal kepada masyarakat sekitar dengan metode Word-of-Mouth Marketing (WOMM) atau metode pemasaran yang mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Tepung pati angkrik produksi Ibu Mujowati dibanderol dengan rincian harga sebagai berikut:

  • 250 gram atau kg seharga Rp. 17.500
  • 500 gram atau kg seharga Rp. 35.000
  • 1000 gram atau 1 kg seharga Rp. 70.000

Pembuatan tepung pati angkrik oleh Ibu Mujowati adalah contoh nyata dari usaha rumahan yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menyajikan produk yang kaya akan khasiat seperti sebagai obat untuk mengatasi masalah maag dan jantung. 

Tepung pati angkrik juga dapat dijadikan bahan minuman yang dapat diseduh dan bahan makanan yang dapat dimasak menjadi bubur dengan tambahan saus gula merah dan santan kental. Dengan proses yang sederhana dan pemasaran yang efektif, tepung pati angkrik dapat terus berkembang dan dikenal lebih luas di masyarakat.

Penulis: Hilda Fairuz Zain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun