Mohon tunggu...
kkn mit 16 posko 98
kkn mit 16 posko 98 Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN WALISONGO SEMARANG

Kami mahasiswa/i UIN Walisongo Semarang sedang melakukan KKN Mandiri di Desa Sambongsari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkatkan Toleransi di Desa Sambongsari, KKN UIN Walisongo Adakan Seminar Moderasi Beragama

16 Agustus 2023   01:18 Diperbarui: 16 Agustus 2023   01:24 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Morderasi beragama adalah meyakini kebenaran agama sendiri "secara radikal" dan menghargai, menghormati penganut agama lain yang meyakini agama mereka, tanpa harus membenarkannya. UIN Walisongo sangat menjunjung tinggi moderasi beragama sehingga menjadikannya program kerja untuk mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata).

KKN MIT-16 Posko 98 yang bertempat di desa Sambongsari, Weleri, Kendal mengadakan seminar moderasi beragama untuk warga setempat secara online dengan via zoom. Seminar dimulai pada pukul 19.00 sampai pukul 20.30 yang diisi oleh sarjana studi agama -- agama UIN Walisongo Semarang.

Tujuan diadakan seminar ini adalah sebagai penguatan pendidikan karakter kepada masyarakat dalam berinteraksi dengan sesama. Penduduk desa Sambongsari memiliki bermacam -- macam agama dan aliran, harapannya dengan adanya seminar moderasi beragama akan lebih memperkuat toleransi masyarakat. 

"tujuan dari seminar ini adalah untuk memperkuat pendidikan karakter masyarakat karena pada dasarnya perilaku masyarakat itu dilatar belakangi oleh karakternya. Harapannya supaya toleransinya semakin kuat saja, kalo di lihat di desa ini sebenarnya toleransinya sudah bagus, semoga seterusnya bakal lebih bagus lagi" ucap Dina Dwi Woro Asti selaku mahasiswa KKN divisi Pendidikan dan Keagamaan posko 98.

Materi diisi langsung oleh mas Nanang Bagus Zuliadi mengenai Keberhasilan narasi moderasi beragama yang memiliki empat komponen yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti diskriminasi, dan akomodatif budaya lokal.

Sebelum acara ditutup terdapat sesi pertanyaan, salah satu peserta seminar mengajukan pertanyaan mengenai tata cara menyikapi ekspresi kurang suka ketika melihat aliran lain yang lebih minoritas. Kemudian pertanyaan tersebut dijawab oleh mas Nanang bahwa minoritas itu harusnya dirangkul sehingga akan tervalidasi "Minoritas dalam masyarakat itu harusnya dirangkul supaya mereka merasa tervalidasi, ketika mayoritas arogan maka hanya akan menimbulkan minoritas yang memberontak" tutur mas Nanang Bagus Zuliadi selaku pembicara.

Acara seminar ditutup dengan kesimpulan yang disampaikan oleh moderator bahwa tujuan moderasi beragama sangat baik tapi dalam arusnya kita perlu menyesuaikan dan menyeimbangkan hingga moderasi ini sampai pada perumusannya.

Reporter : Lum'attut Tohiroh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun