Universitas Negeri Malang merupakan salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) yang berlokasi di Kota Malang, Jawa Timur. Universitas Negeri Malang atau biasanya dipanggil dengan nama UM terkenal sebagai kampus yang sering mencetak lulusan dengan mutu dan kualitas yang bagus.Â
Hal itu bisa terjadi tentu saja karena UM memiliki metode mendidik yang memang ditujukan untuk mempersiapkan mahasiswanya agar siap untuk mengabdi kepada masyarakat setelah mereka lulus dari UM nantinya. Salah satu kegiatan yang saat ini dilaksanakan UM dalam upaya mempersiapkan mahasiswanya adalah program Merdeka Belajar Kampus Merdeka - Membangun Desa (MBKM-MD) dengan tema Desa Inovatif Desa Produktif.
Program MBKM-MD yang dilaksanakan oleh UM ini adalah wujud nyata dari pengabdian UM kepada masyarakat, terutama masyarakat desa. Program MBKM-MD sendiri terdiri dari beberapa pilihan kegiatan yang dapat diikuti oleh mahasiswa program studi kependidikan maupun non-kependidikan Strata Satu (S1).
Kegiatan yang dapat dipilih itu salah satunya adalah kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dalam pelaksanaannya, mahasiswa akan ditempatkan di desa yang sudah bermitra dengan UM dan selanjutnya mahasiswa diberikan tugas untuk menyusun program kerja (proker). Program kerja yang disusun oleh mahasiswa tersebut diharapkan akan memberi dampak atau perubahan yang besar terhadap desa.
Salah satu desa yang menjadi mitra UM sebagai tempat pelaksanaan kegiatan KKN adalah Desa Senggreng yang berlokasi di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Mahasiswa peserta KKN kemudian diminta untuk menganalisis permasalahan yang ada di Desa Senggreng untuk menentukan program apa yang sesuai dan dapat membantu kemajuan dari Desa.Â
Salah satu masalah yang ditemukan di Desa Senggreng adalah tidak adanya kegiatan dari Desa yang ditujukan untuk memberdayakan dan melatih skill dari siswa siswi sekolah dasar. Dari permasalahan itu mahasiswa peserta KKN UM kemudian membentuk sebuah program dengan tujuan untuk memberdayakan siswa-siswi tingkat sekolah dasar yang ada di Desa Senggreng.
Program kerja pemberdayaan itu kemudian diberi nama Senggreng's School Gathering (SSG), sebuah program kerja yang memiliki tujuan untuk memberdayakan siswa-siswi sekolah dasar dengan menggunakan serangkaian kegiatan lomba sebagai media pelaksanaannya.
Senggreng's School Gathering memiliki tujuan utama untuk memberdayakan siswa-siswi sekolah dasar yang ada di Desa Senggreng. Selain itu, Senggreng's School Gathering juga memiliki tujuan untuk melatih dan mempersiapkan siswa-siswi SD tersebut agar mereka siap berkompetisi dan memiliki jiwa seorang juara. Senggreng's School Gathering terdiri dari tiga rangkaian perlombaan yang dipilih berdasarkan manfaatnya bagi siswa-siswi SD nantinya.Â
Tiga jenis lomba itu adalah cerdas cermat, lomba menyanyi dan pertandingan sepak bola. Senggreng's School Gathering dilaksanakan selama 2 hari dengan hari pertama diisi oleh lomba cerdas cermat serta menyanyi dan hari kedua diisi dengan pertandingan sepak bola. Peserta dari kegiatan Senggreng's School Gathering merupakan siswa-siswi dari setiap SD yang ada di Desa Senggreng.Â
Akan tetapi, tidak semua siswa-siswi yang ada di setiap SD yang ikut berpartisipasi melainkan hanya perwakilan dari kelas 4, kelas 5 dan kelas 6 saja. Hal ini dilakukan karena siswa-siswi kelas 4,5 dan 6 memiliki usia yang ideal dan pemikiran yang sudah mulai matang sehingga tujuan dari kegiatan Senggreng's School Gathering lebih mudah dicapai dengan hasil yang maksimal.
Pada hari pertama Senggreng's School Gathering, masing-masing SD diminta untuk mengirimkan 1 orang siswa/siswi kelas 4 sebagai perwakilan lomba menyanyi dan 1 tim yang terdiri dari 3 orang siswa-siswi kelas 5 sebagai perwakilan untuk lomba cerdas cermat. Cerdas cermat adalah lomba yang dilaksanakan terlebih dahulu di hari pertama. Cerdas cermat dipilih dikarenakan cerdas cermat dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk menyampaikan pendapat.Â
Dalam pelaksanaannya, peserta sangat antusias dalam menjawab setiap pertanyaan yang dibacakan oleh panitia. Semangat dan jiwa kompetitif masing-masing peserta nampak jelas baik di babak pertama maupun babak kedua, namun mereka tetap menjunjung rasa sportivitas dan kejujuran.Â
Pada saat pengumuman juara di akhir perlombaan, para peserta menerima hasil yang mereka dapatkan dengan lapang dada dan malah termotivasi agar kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi. Dengan begitu, tujuan Senggreng's School gathering untuk menumbuhkan mental juara yang menerima kekalahan namun tidak sombong ketika menang.
Kemudian kegiatan di hari pertama dilanjutkan dengan lomba menyanyi yang diikuti oleh 1 peserta dari kelas 4 perwakilan masing masing SD. Lomba menyanyi dipilih dikarenakan memiliki banyak manfaat yang baik untuk tumbuh kembang anak dan perkembangan karakter mereka. Dalam pelaksanaannya, para peserta diminta untuk membawakan 2 lagu yang diantaranya adalah satu lagu wajib dan satu lagu daerah.
Lagu wajib yang harus mereka bawakan adalah Indonesia Pusaka dan mereka dapat memilih lima lagu daerah yang diantaranya adalah Apuse, Soleram, Gambang Suling, Manuk Dadali dan Ampar Ampar Pisang. Peserta sangatlah antusias dan percaya diri ketika mereka tampil membawakan lagu wajib Indonesia Pusaka dan satu lagu daerah yang mereka pilih. Hal tersebut menandakan bahwa maksud dan tujuan dari lomba menyanyi Senggreng's School Gathering berhasil terpenuhi.
Kegiatan Senggreng's School Gathering kemudian dilanjutkan pada hari kedua dengan pertandingan sepak bola antar SD sebagai agenda utamanya. Sepak bola dipilih dikarenakan sepak bola merupakan permainan yang sudah dikenali oleh setiap anak mulai dari saat mereka kecil. Sepak bola merupakan sebuah olahraga dan permainan yang dimainkan secara berkelompok dan karena hal tersebut solidaritas, kerjasama tim dan koordinasi sangat diperlukan dan juga dilatih.Â
Dalam pelaksanaannya, setiap sekolah mengirimkan 1 tim yang terdiri dari 10 orang pemain dengan rincian 7 pemain inti dan 3 cadangan. Para pemain tampak antusias dalam bermain dan menjunjung sportivitas ke tim lawan. Mereka mampu membentuk kerjasama antar tim dengan tujuan agar dapat mencetak gol di gawang lawan demi meraih kemenangan.Â
Meskipun tujuan mereka adalah untuk mengalahkan satu sama lain, tapi mereka tidak pernah merendahkan, meremehkan atau dengan sengaja bermain curang terhadap tim yang mereka lawan. Walaupun terkadang ada beberapa pemain yang melakukan pelanggaran, tidak ada satupun dari mereka yang berkelahi karena hal tersebut. Hal tersebut menunjukan bahwa tujuan dari pertandingan sepak bola Senggreng's School Gathering tercapai dengan baik.
Acara Senggreng's School Gathering kemudian ditutup dengan penyerahan hadiah berupa piala dan piagam kepada pemenang masing-masing kategori lomba.Â
Dengan demikian rangkaian acara dari kegiatan Senggreng's School Gathering sudah selesai dilaksanakan dengan hasil yang maksimal. Kedepannya diharapkan kegiatan Senggreng's School Gathering dapat menginspirasi desa untuk membuat program yang serupa yang ditujukan untuk memberdayakan dan melatih siswa-siswi SD yang ada dan dapat dilaksanakan rutin setiap tahunnya.Â
Bukan hanya pihak desa saja, tetapi diharapkan pihak sekolah juga dapat mengadakan kegiatan serupa di SD mereka masing-masing untuk memberdayakan dan mengasah kemampuan siswa-siswinya agar semangat berkompetisi dan mental juara mereka dapat terbentuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H