Gizi masih menjadi permasalahan yang cukup tinggi terutama di Indonesia dengan angka kejadian stunting tertinggi ke 5 di dunia (UNICEF, 2018). berdasarkan hasil riskesdas prevalensi stunting pada balita telah mengalami penurunan dari 37,2% ditahun 2013 menjadi 30,8% pada tahun 2018, tetapi penurunan tersebut bukan berarti kita kehilangan fokus dalam usaha penurunan stunting.Â
Stunting dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang berat bila prevalensi stunting berada pada rentang 30-39 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami masalah kesehatan masyarakat yang berat dalam kasus balita stunting.
Sedangkan prevalensi permasalahan stunting di Desa Senggreng ini masih menjadi permasalahan yang cukup tinggi yaitu berada di angka 1.077 dalam kategori keluarga yang berisiko stunting menurut data yang di ambil dari rumah data Desa Senggreng.
Kegiatan yang ada di program Pancing ini pun beragam, mulai dari layanan kesehatan ibu dan anak dimana kegiatannya melibatkan ibu kader Pancing yang ada di setiap RW, dimana kegiatan layanan ibu dan anak tersebut memberikan pelayanan konseling tentang masalah stunting.
Memberikan pemahaman kepada ibu-ibu terkait pentingnya pemberian asupan gizi yang cukup kepada anaknya dan pemantauan status gizi pada anak yang juga meliputi pemberian konseling kepada calon pengantin terkait kesiapan mereka menjadi orang tua nantinya. Hal tersebut merupakan bentuk pencegahan pertama dari resiko stunting.Â
Selain kegiatan konseling, tim KKN UM juga mengadakan sosialisasi kepada siswa-siswi SDN 3 SENGGRENG terkait gizi yang baik untuk anak sekolah, dimana kegiatan tersebut termasuk kedalam paket pencegah stunting. Selanjutnya program ini juga memiliki tujuan untuk menambah wawasan siswa-siswi tentang masalah gizi agar nantinya mereka bisa mengatur pola hidup sehat upaya dapat stunting atau kurang gizi.
Kegiatan selanjutnya adalah integrasi perbaikan gizi pada balita stunting di Desa Senggreng. Kegiatan tersebut dilakukan dengan mendata para balita yang terdeteksi stunting atau kurang gizi, selanjutnya akan diberikan makanan tambahan dari pihak desa dengan dibantu oleh ibu-ibu kader pancing.Â
Makanan tambahan tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak yang terdeteksi beresiko stunting. Tak hanya itu saja, untuk masa pemberian makanan tambahan tersebut di tentukan dengan bertambahnya indeks masa tubuh pada balita hingga di angka normal dan tidak kurang gizi lagi.