Apa itu stunting? Stunting adalah kondisi di mana balita mengalami gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, sehingga bali alebih pendek usianya. Kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi masih dalam kandungan hingga balita berusia 2 tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan standar tinggi badan pertumbuhan anak.
Apa saja faktor penyebab stunting? Stunting tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk sejak anak di dalam kandugan hingga balita. Namun, stunting juga disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Pengasuhan yang kurang baik;
Terbatasnya layanan kesehatan untuk ibu hamil dan pembelajaran dini;
Kurangnya akses makanan bergizi ke keluarga;
Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
Mengapa stunting perlu ditanggulangi? Stunting harus ditanggulangi dengan baik, dikarenakan stunting akan menyebabkan dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek dari stunting yaitu menyebabkan kesakitan, kematian, perkembangan kognitif tidak optimal, perkembangan motorik tidak optimal, perkembangan verbal tidak optimal, dan peningkatan biaya kesehatan. Sedangkan, dampak jangka panjang stunting yaitu postur tubuh yang lebih pendek, meningkatkan resiko obesitas, menurunkan kualitas reproduksi, menurunkan kapasitas belajar, performa yang kurang optimal, dan produktivitas kerja.
Bagaimana cara menanggulangi stunting? Stunting dapat ditanggulangi dengan memberikan pola makan sehat pada ibu hamil dan menyusui. Balita pun perlu diberi asupan bergizi untuk mencegah terkena stunting. Asupan bergizi itu antara lain tahu, tempe, ikan lele, telur, nasi, kentang, buah-buahan, brokoli, kentang. Selain itu, balita perlu rutin dibawa ke posyandu untuk dicek tahap pertumbuhan dan perkembangannya.
Bagaimana peran posyandu dalam menurunkan stunting? Posyandu berperan untuk mengindikasi stunting pada bayi sejak di dalam kandungan dan balita berusia 2 tahun. Posyandu biasanya akan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan pada ibu hamil untuk mencegah stunting pada bayi. Sedangkan, pencegahan stunting pada balita akan dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan. Jika ibu hamil dan balita tersebut tidak sesuai standar maka akan dimasukan ke dalam indikasi stunting dan akan diberikan pengarahan oleh bidan.
Oleh karena itu, kami mahasiswa Univesitas Pendidikan Indonesia yang bernama Awalia Latifa Mayda Ikrimah, Aulia, Farikha, Wulan, Tsabit, Eka, Riska, Tita, Djakwan, Wendra, dan Riyan membantu kegiatan posyandu pada beberapa RW di Desa Margaasih untuk mencegah tingkat stunting di Kabupaten Bandung. Hal ini kami lakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat terutama di Desa Margaasih. Pada kegiatan posyandu kami membantu secara langsung dalam kegiatan pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan balita. Selain itu, kami membantu untuk pengukuran tinggi badan dan berat badan pada ibu hamil.
Sumber:
Choliq, I., Nasrullah, D., & Mundakir, M. (2020). Pencegahan stunting di Medokan Semampir Surabaya melalui modifikasi makanan pada anak. Humanism: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H