Sabtu (17/8), pagi yang terik diawali dengan upacara peringatan kemerdekaan RI ke-79. Seluruh lapisan masyarakat Dusun Jalakan turut mengikuti upacara dengan khidmat. Kami tim KKN yang ditugaskan menjadi paduan suara sebisa mungkin bernyanyi dengan lantang. Indonesia raya, Merdeka Merdeka, tanahku negeriku yang kucinta. Indonesia raya, Merdeka Merdeka, hiduplah Indonesia raya!
Setelahnya, kami diundang ke rumah salah satu warga untuk menyantap sarapan. Bubur pagi itu terasa nikmat untuk mengisi tenaga sebelum mengikuti lomba tujuh belasan. Kami dibagi menjadi dua tim, Abid, Defta, Dzaki, dan Elshinta pergi ke lapangan voli RT 02. Sedangkan Jati, Diah, Salma, Oliv, Krysna, dan Hinsa pergi ke lapangan RT 04.
Anak-anak antusias mengikuti berbagai lomba yang diadakan panitia. Kami sempat mengira ada anak yang ikut lomba dua kali. Ternyata oh ternyata, mereka kembar! Faid dan Fais namanya. Salah satu dari mereka berhasil memenangkan lomba memasukkan paku dalam botol.
Tak berhenti di situ, ibu-ibu juga sedang sibuk menghias tumpeng di Rumah Data. Oliv dan Diah ditunjuk untuk menjadi juri lomba memasak dan menghias tumpeng. Mereka bimbang, semua terlihat menarik dan memiliki cita rasa yang autentik.
Tanpa aba-aba, tim KKN diajukan untuk mengikuti lomba estafet air. Jati, Diah, Oliv, Salma, dan Krysna akhirnya basah kuyup. Sebab, bukannya mengumpulkan air sebanyak-banyaknya, kami malah saling menyiram satu sama lain. Kalah urusan belakangan, melihat teman tertawa adalah kebahagian.
Masih banyak lomba lain yang tidak kalah seru, yakni balap karung, balap kelereng, trenggiling, dan pecah air yang dikhususkan untuk anak-anak. Ibu-ibu turut dilombakan dalam joget jeruk, memasukkan sedotan ke dalam botol, dan cukurukuk kugeru. Bapak-bapak ikut memeriahkan lomba balap karung dan pecah air. Riuh riak antusias para warga menular sehingga kami larut dalam euforia perayaan kemerdekaan.
Malam harinya, kami juga menyaksikan puncak acara tujuh belasan di RT 02. Tontonan yang disajikan beragam, mulai dari tarian oleh anak-anak dan pemuda, paduan suara oleh ibu-ibu, cosplay band dari bapak-bapak, hingga nyanyian dari tim KKN kami. Menarilah dan terus tertawa, walau dunia tak seindah surga! Tepuk tangan penonton bergema setelah penampilan penutup dari kami.
Penulis: Elshinta Adelia Ryzty
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H