Mohon tunggu...
KKN KOLABORATIF 96
KKN KOLABORATIF 96 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN

Mahasiswa KKN Kolaboratif #3 Desa Tutul 2024

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Koordinasi KKN Kolaboratif Kelompok 96 dengan GAPOTAN (Gabungan Kelompok Tani Maju) Desa Tutul, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember

29 Juli 2024   22:17 Diperbarui: 29 Juli 2024   22:39 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tutul merupakan desa mandiri yang terletak di Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Memiliki industrial maju sehingga desa tersebut dapat dijamin perekonomiannya. Penghasilan usaha warga setempat yang didominasi oleh handicraft (kerajinan tangan) berupa tasbih, piring, mangkok dari kayu jati dan mahoni. "Penghasilan kedua terbanyak dari warga lokal tersebut yakni dari sektor pertanian" ujar Bapak Maksum selaku Sekretaris Desa Tutul (26/07/2024).

Dalam lingkup pertanian, Desa Tutul memiliki kelompok petani maju yang disebut dengan GAPOTAN yakni Golongan Kelompok Tani. Gabungan kelompok tani tersebut nyatanya memiliki lahan seluas 35 hektare dengan berbagai macam variasi tumbuh-tumbuhan. Mulai dari padi, jagung, cabai, dan berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan lainnya. Kelompok KKN Kolaboratif 96 sendiri telah mengunjungi ketua GAPOTAN di Desa Tutul, Dusun Karuk. Pertemuan tersebut berlangsung dalam rangka menindaklanjuti program kerja mulai dari tata cara membuat media tanam dari barang bekas. Proses pembuatan media tanam menyerupai polybag yang nantinya dapat ditanami sejenis tumbuhan sayur-sayuran atau bahan pangan.

Proses penanaman sayuran merupakan langkah strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan, terutama di tengah tantangan krisis pangan global. Dengan memanfaatkan lahan yang terbatas, setiap keluarga dapat berkontribusi dalam penyediaan bahan makanan yang sehat dan segar. Proses media tanam dilakukan dalam rangka mencegah stunting pada anak usia dini, ibu-ibu hamil dan pasangan yang baru menikah. Pencegahan ini dimaksudkan untuk memanfaatkan media tanam dari barang bekas untuk ditanami aneka sayuran yang nantinya mampu dikonsumsi sebagai bahan pangan pada masyarakat.

Bahan yang akan ditanam salah satunya yakni sayur kangkung dan bayam. Sayur bayam dapat meningkatkan gizi, kaya akan nutrisi dan baik untuk pencernaan. Selain itu, sayur kangkung juga dapat ditemukan khasiatnya seperti mencegah dari penyakit kanker, mengurangi kolestrol, meningkatkan zat besi dan daya tahan jantung.

Penanaman pada media bahan bekas juga diperlukan semacam asam amino demi keberlangsungan kualitas tanaman. "Pembuatan asam amino menggunakan rumus 10/3/7, (10 keong atau bangkai ikan, 3 tetes pelepah tebu, dan 7 buah pisang atau nanas" ujar Bapak Haji Nurul saat dikonfirmasi dikediamannya (25/07/24).

Pembentukan asam amino dapat terjadi selama kurang lebih 4 bulan dan menjadi protein yang membentuk molekul-molekul kecil sebagai bahan dasar dalam proses biosintesis pada tanah. Tanaman akan membutuhkan asam amino dalam meningkatkan hasil dan kualitas secara keseluruhan. Hal ini terjadi akibat tanaman mampu mensintesis kandungan asam amino dalam bentuk oksigen, karbon, hydrogen, dan nitrogen melalui proses biokimia yang kompleks. Berlangsungnya proses biosintesis pada tanaman memerlukan energi yang besar, karena unsur unsur primer seperti oksigen dan karbondioksida dapat diserap melalui udara, air maupun tanah. Asam amino menyumbangkan nutrisi pada tanaman dan memproses asam mikroba di dalam tanah yang akan menetralisir dan memperbaiki kesuburan pada tanaman.

Masyarakat nantinya akan diajari cara mengolah dan menanam tanaman menggunakan barang bekas sebagai media tanam. Adanya hal tersebut, dapat memanfaatkan dan merawat halaman rumah dengan menanam tanaman melalui media tanam dari barang bekas yang dikelola secara baik sehingga menghasilkan pendapatan yang berskala. Di lain sisi, masyarakat dapat berkreasi dengan bebas dan dapat menjaga kelestarian lingkungan supaya tetap hidup sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun