Bu Lut memproduksi semua keripiknya tanpa bahan pengawet buatan dan tambahan perasa lainnya sehingga rasa keripik lebih original dan tentunya sehat.Â
Selain itu Produk-produk olahan Bu Lut juga memiliki harga yang terjangkau dengan jumlah yang banyak dalam satu bungkusnya.
Sayangnya Bu Lut memproduksi keripik hanya dengan bantuan suaminya dan dibantu dengan seorang pekerja tidak tetap yang biasanya bertugas untuk menggoreng keripik saja sehingga produksi tidak bisa dilakukan setiap hari.Â
"Bahan baku (singkong/talas/ubi ungu) di desa juga tidak terlalu banyak jadi setiap kali mau produksi harus membeli bahan dari desa lain." ucap Bu Lut. Â
Kemasan dari produk-produk Bu Lut juga sangat sederhana hanya berupa kemasan plastik  tanpa ada label produk sebagai identitas produk sehingga kemasan kurang menarik dan tidak dikenal luas.
Hal ini memberikan ide kepada kami Mahasiswa KKN kolaboratif kelompok 85 untuk mengadakan sosialisasi kepada pemilik UMKM seperti Bu Lut dan UMKM lain tentang Digital marketing,Â
Pentingnya Label untuk produk, serta sosialisasi tentang izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) agar para pemilik UMKM tersebut bisa memasarkan produk-produk mereka dengan lebih baik lagi dan mencapai omset yang lebih tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H